Kamis 06 Oct 2016 20:49 WIB

Tips Merawat Batik Ala Pembatik Asli Solo

Rep: MGROL77/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang pengrajin batik menjemur kain batik
Foto: Antara/ Widodo S. Jusuf
Seorang pengrajin batik menjemur kain batik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pameran Batik yang diselenggarakan Yayasan Batik Indonesia, selain memamerkan ratusan batik khas Nusantara. Selain itu, juga membawa pembatiknya langsung dari Solo.

Dua wanita berkonde ini diajak untuk mendemokan cara membatik kepada pengunjung. Kedua wanita ini adalah Yustina dan Marni, tampak lihai dan teliti membuat sebuah batik dasar dengan malam. Marni membuat batik buket, batik yang kerap dipakai para pejabat.

"Kalau batik buatan Danaranti seperti Buket ini kebanyakan kalangan pejabat yang suka. Seperti bapak presiden, bapak gubernur, bapak menteri banyak yang pesen batik tulis," ujar Marni di Jakarta, Rabu(5/10).

    

Marni dan Yustina merupakan pembatik yang sudah puluhan tahun mengerjakan profesi ini. Bahkan Marni mengaku sudah suka membatik sejak masih kecil.

Selama bekerja, Marni mengaku banyak kesalahan masyarakat dalam merawat batik. Seperti mencucinya dengan detergen. “Kalau mencuci batik itu cukup pakai shampoo saja. Tidak perlu pakai detergen caranya cukup direndam saja, baju kotornya paling karena keringat saja setelah direndam cukup dijemur dengan di angin anginkan saja. Jangan sampai kena matahari," ujarnya.

Lera yang dimaksud oleh Marni adalah buah berbentuk kelengkeng dan pahit rasanya, bagian yang digunakan adalah getahnya yang berwarna coklat dan agak lengket. Marni juga berpesan untuk menjaga warna pada batik tidak boleh sering digosok, karena akan membuat warna batik menjadi kusam. Selain itu batik yang sudah direndam dan kering baiknya digantung saja.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement