REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer Ria Miranda tak menutup diri dari perkembangan zaman. Ia menilai perkembangan dunia mode tidak bisa dilakukan dengan cara konvensional semata.
Ria pun berupaya merangkul dunia digital dalam bisnis modenya. Karena itu tahun depan Ria berkeinginan menggelar pergelaran busana secara digital.
“Sekarang sudah zamannya digital, semua orang juga akan bikin yang digital. Saya di 2017 juga akan bikin fashion show digital karena kayaknya sudah waktunya digital dan zaman makin maju. Jadi kenapa enggak bikin virtual fashion show terutama ke cabang-cabang saya sendiri, saya lebih ke arah ke situ sekarang,” ujarnya.
Konsep digitalnya seperti apa? Ria mengaku akan memulai dengan sepatah kata dulu, baru pergelaran busana. Modelnya akan seperti vlog atau video blog.
Ria belum bisa menjabarkan secara detail eksekusinya. Ria ingin cabang-cabang dan pelanggannya dimana pun bisa merasakan kehadirannya di setiap koleksi.
“Eksekusinya masih digodok. Insya Allah bisa tahun depan. Misalnya saya suka bikin private preview collection di setiap cabang, terus biasanya di Yogyakarta tapi pelanggan yang lain dibikinkan online gitu jadi mereka bisa merasakan hal yang sama, jadi kehadiran saya bisa dirasakan di sana,” ujarnya.
Indonesia juga mencanangkan akan menjadi kiblat mode Muslim dunia tahun 2020. Ria Miranda mengaku optimistis akan hal itu.
“Indonesia jadi kiblat mode Muslim optimis, tren Muslim sudah ke arah Indonesia sekarang dan semua sudah mengakui itu,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta belum lama ini.
Tapi upaya mewujudkan mimpi itu masih harus dibarengi dengan sejumlah pekerjaan rumah. Menurutnya masih banyak tantangan untuk sampai ke sana. Ria menilai Indonesia membutuhkan dukungan dari media sosial termasuk bekerja untuk menciptakan sesuatu yang sifatnya positif secara terus menerus.