REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Musim dingin tahun ini di Cina dalam keadaan yang sangat buruk. Bukan hanya karena suhu udara yang dingin, namun juga polusi udara paling buruk di bumi.
Polusi udara yang terjadi di Negeri Tirai Bambu ini disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga batubara. Metode pembakaran ini untuk memanaskan ratusan rumah dalam keadaan cuaca yang begitu dingin.
Pekan ini menjadi yang terburuk bagi warga Beijing. Sebab mereka dianjurkan untuk sama sekali tidak keluar rumah akibat polusi yang amat buruk. Biro Meteorologi Beijing pun menyatakan untuk menghentikan aktivitas di luar rumah sementara selama salju masih menutupi kota.
"Kami menyarankan semua orang tetap di dalam ruangan. Salju sangat kotor! Salju sangat kotor! salju sangat kotor!" ujar pengumuman Biro Meteorologi Beijing, dikutip dari Travel and Leisure, Selasa (10/1).
Jika memang warga ingin keluar rumah, maka diharuskan menggunakan pelindung seperti payung agar terhindar dari timpaan salju yang penuh dengan polusi udara. Tercampurnya polusi ini, menurut Departemen Perlindungan Lingkungan Cina, indeks kualitas udara rata-rata (AQI) di Beijing selama bulan lalu mencapai 195 dan terus meningkat mencapai 470.
WHO mengungkapkan jika tingkat udara yang aman hanya mencapai batas 25. Sedangkan Cina membumbung jauh mengakibatkan salju penuh partikel mematikan dan sangat beracun.
Pemerintah telah berjanji untuk mengatasi masalah polusi udara, terutama setelah protes anti-polusi dilakukan di pusat kota Chengdu bulan lalu. Pemerintah mengklaim sudah menghasilkan 198 hari dengan langit cerah pada 2016 dan telah menyiapkan anggaran sebesar 361 juta dolar untuk pengembangan energi terbarukan pada 2020.