Sabtu 14 Jan 2017 01:56 WIB

Aktivis Hewan Minta Louis Vuitton tak Gunakan Kulit Buaya

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
Merek fesyen ternama dunia, Louis Vuitton.
Foto: uk.reuters.com
Merek fesyen ternama dunia, Louis Vuitton.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Produsen barang mewah LVMH mengatakan merek ternama Louis Vuitton telah menghentikan perdagangan dengan peternakan Vietnam. Kelompok aktivis hak-hak hewan People for the Ethical Treatment of Animals (Peta) menduga peternak buaya di Vietnam menjual kulitnya untuk bahan pembuatan tas dan aksesoris lainnya setelah sebelumnya menganiaya buaya-buaya tersebut.

"Kelompok LVMH dan pemasoknya menghentikan semua perdagangan pada 2014 dengan peternakan yang dimaksud Peta," kata LVMH pada Jumat (13/1). Ia menambahkan, sumber kulit buaya nya berasal dari pemasok Asia lainnya.

Peta mengatakan pada Kamis telah membeli satu saham di LVMH untuk memungkinkannya memberi tekanan pada perusahaan Prancis tersebut. Tekanan dilakukan agar penjualan produk yang dibuat dengan kulit binatang eksotis itu dihentikan.

Kelompok tersebut telah lama berkampanye untuk perubahan kelompok produsen barang mewah. Sebuah film bahkan disebarkan untuk menunjukkan bagaimana buruknya kondisi peternakan yang menyediakan bahan baku untuk LVMH. Meski tidak disebutkan nama peternakan yang disebutkan.

Ini bukan kampanye pertama Peta. Pada 2015, sumber kulit produsen barang mewah Hermes didapat dari peternakan buaya di Texas dan dikabarkan tidak memperlakukan reptil dengan benar.

Aktris dan penyanyi Jane Birkin merespons dengan meminta Hermes menghapus namanya dari salah satu tas terlaris. Hermes mengatakan telah menyelidiki tuduhan tersebut dan kembali meyakinkan Birkin pihaknya menerapkan standar tertinggi kepada pemasoknya. Termasuk perlakukan pada buaya dan bahkan melakukan pemeriksaan bulanan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement