REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengeluaran untuk hal-hal yang tidak terlalu penting sering kali dianggap bukan hal yang bermasalah. Padahal jika dikalkulasikan mengikuti kesenangan sesaat bisa menghambat tujuan utama.
Seseorang sering kali terbuai dengan kebahagiaan sesaat karena langsung terasa ketika itu juga. Padahal, di balik itu, ada kebahagiaan yang sesungguhnya bisa didapatkan jika kebahagiaan sesaat bisa ditahan.
"Setiap orang memiliki keinginan berbeda-beda, ini biasanya berupa kesenangan sesaat atau instant gratification, keinginan yang ingin segera terpenuhi tanpa mau menunda," kata Psikolog Ajeng Raviando dalam acara "#SayangUangnya".
Kesenangan sesaat ini setiap orang memiliki berbeda-beda. Ajeng mencontohkan dengan seseorang yang merasa setiap hari perlu mampir ke kedai kopi hanya untuk merasa segar melakukan aktivitas, padahal jika tidak dilakukan pun tidak ada masalah. Memanjakan diri di kedai kopi hanya kesenangan sesaat, sedangkan jika aktivitas itu dihilangkan, maka uang yang dialokasikan dapat ditabung untuk tujuan yang lebih besar.
Ajeng menjelaskan, kebiasaan itu menjadi gratifikasi instan yang dianggap sebuah kebutuhan. Padahal jika dihilangkan maka tujuan lebih besar dapat tercapai dan memberikan kessempatan untuk merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
"Kalau instant gratification ini menyesatkan, dan menghalangi pada authentic happiness yang menjadi tujuan akhir," kata Ajeng.
Setiap orang pasti memiliki keinginan besar dalam hidupnya, hanya saja kesenangan sesaat yang sering menghalangi. Seharusnya orang tersebut mulai sadar jika terus-menerus mengikuti kesenangan sesaat, kesenangan sesungguhnya akan terasa semakin jauh.