Rabu 01 Feb 2017 19:52 WIB

Doyan Belanja Bisa Jadi Pertanda Gangguan Kecemasan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Pengunjung melihat koleksi pakaian saat digelar potongan harga di pusat perbelanjaan, Jakarta, Kamis (29\12). Memasuki akhir tahun sejumlah tempat belanja memberikan diskon besar-besaran untuk menarik pembeli.
Foto: Tahta Adilla/Republika
Pengunjung melihat koleksi pakaian saat digelar potongan harga di pusat perbelanjaan, Jakarta, Kamis (29\12). Memasuki akhir tahun sejumlah tempat belanja memberikan diskon besar-besaran untuk menarik pembeli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belanja sering kali disambungkan dengan obat penghilang stres. Padahal, jika itu terus berlanjut, bisa jadi mengalami gangguan kecemasan.

Psikolog Ajeng Raviando mengatakan jika seseorang yang sudah kecanduan belanja bisa saja mengalami gangguan kecemasan. Di mana tahapan tersebut membuat orang tersebut perlu berkonsultasi pada psikolog.

"Ini ada kecemasan ketika pola konsumtif berlebihan, coba konsul supaya terlihat jelas apa alasan sesungguhnya dari perilaku belanja berebihan," kata Ajeng.

Orang yang sudah kecanduan berbelanja selalu memiliki alasan untuk mengeluarkan uangnya. Beberapa orang dalam taraf tertentu ini akan mempengaruhi eksistensi diri dan akhirnya timbul kecemasan berlebihan ketika tidak bisa belanja.

Ketika Anda sudah merasa belanja sesuatu barang itu sangat penting dalam menunjang kehidupan, padahal kenyataannya justru sebaliknya. Itu bisa menjadi ciri-ciri mulai kecanduan belanja.

Selain itu, menurut Ajeng, seorang yang sudah kecanduan belanja biasanya sudah lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Yang ada, justru kebahagiaan sesaat ketika membeli, dan terbelit utang kemudian.

Pada akhirnya, belanja menjadi kebahagiaan sesaat yang justru menjerumuskan. Sedangkan kebahagian yang sesungguhnya yang menjadi tujuan malah terabaikan hanya karena terfokus pada pemuasan sementara dari belanja.

Baca juga: Terapi Belanja Bisa Bantu Raih Perhatian Pasangan

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement