REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uber menilai kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump sebagai hal yang salah dan tidak adil. Keputusan tersebut dibuktikan dengan membantu para mitra pengemudi yang terkena dampak larangan imigrasi masuk ke Amerika Serikat.
CEO Uber Travis Kalanick, lewat siaran pers yang diterima Republika.co.id, mengatakan tidak dipungkiri banyak mitra pengemudi berasal dari negara yang terkena pelarangan imigrasi. Beberapa dari mereka dimungkinkan tertahan di negara asalnya karena sedang berpergian sementara dan membuat kondisi tidak menyenangkan karena terhentinya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Kami sedang melakukan proses identifikasi para mitra-pengemudi dan memberikan kompensasi secara pro-bono selama tiga bulan mendatang untuk membantu mengurangi beban keuangan dan permasalahan akibat tidak bisa menafkahi dan memberi makan para anggota keluarga mereka. Kami akan memiliki info lebih lanjut dalam beberapa hari ke depan," ujar Travis.
Selain bantuan tersebut Uber pun menawarkan bantuan berupa dukungan bantuan hukum kepada para mitra pengemudi yang berusaha untuk kembali ke Amerika Serikat. Ditambah lagi, Travis membuat dana bantuan hukum senilai 3 juta dolar AS untuk membantu mitra pengemudi dengan layanan imigrasi dan penerjemahan.
Baca juga: Trump Buat Seleb Hollywood Kompak Hapus Uber