REPUBLIKA.CO.ID, Perusahaan sepatu dan perlengkapan olahraga Nike telah merilis berbagai macam sneakers sejak 1972. Namun, ada satu seri sneakers alias sepatu dengan sol fleksibel yang disebut menjadi favorit para penggemar fanatik Nike.

Presiden Nike Trevor Edwards mengatakan, sepatu itu adalah sneakers seri "Space Jam" Air Jordan 11. Meski tidak menyebutkan berapa angka persisnya, penjualan seri itu disebut sebagai rilisan paling sukses sepanjang sejarah perusahaan.

Edisi terakhir Air Jordan 11 dirilis Nike pada Desember 2016 dan menjadi amat kompetitif di pasar. Para pecinta sneakers juga seakan tak peduli dengan banderol harga sepatu yang cukup menguras kantong, yakni 220 dolar AS (setara Rp 2,9 juta).

Terkini, saham raja sneakers ini jatuh sebanyak 5 persen menjadi 54,86 dolar AS dalam pre-market trading Rabu silam. Penurunan terjadi setelah Nike melaporkan pendapatan kuartal ketiga naik 5 persen menjadi 8,4 juta dolar AS, lebih rendah dari ekspektasi analis yakni 8,47 dolar AS.

Namun, Nike membukukan laba 68 sen per saham, lebih tinggi dari estimasi Wall Street sebesar 53 sen per saham. Respons pasar itu kemungkinan terjadi akibat sedikit menurunnya penjualan dan karena margin kotor perseroan turun 140 basis poin menjadi 44,5 persen.

Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain biaya produk yang lebih tinggi, perubahan kurs valuta asing yang tidak menguntungkan, dan ketentuan harga yang lebih tinggi. Lebih jauh, Nike mengungkapkan bahwa jumlah pesanan di masa depan di wilayah Amerika Utara - ukuran kunci permintaan para pengecer besar - dikhawatirkan jatuh sebanyak 9 persen, dilansir dari laman The Street.

Ikuti Whatsapp Channel Republika