REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Siapa bilang estetika sastra Indonesia seragam? Menurut penyair Mustafa Ismail, banya karya sastra Indonesia yang sangat berwarna.
Mustafa lalu mencontohkan, karya puisi dan cerpen 23 sastrawan yang masuk nominator Anugerah Sastra Litera 2017. Mereka adalah yang karyanya pernah dimuat di portal sastra Litera yang beralamat di litera.co.id.
Menurut Mustafa Ismail yang merupakan salah seorang juri, dari karya-karya dibaca dan diseleksi dewa juri, menunjukkan betapa kayanya estetika sastra Indonesia. Fakta itu menepis anggapan bahwa estetika sastra Indonesia seragam seperti terlihat dalam karya yang dimuat di media arus utama, terutama yang terbit di Jakarta.
“Gaya berpuisi dan bercerita dari sastrawan Indonesia sangat berwarna. Mereka datang dan kental dengan kearifan dan estetika lokal masing-masing,” ujar Mustafa Ismail di Jakarta, Rabu (29/3/2017).
Anugerah Sastra Litera 2017 diberikan dalam rangka ulang tahun portal Litera yang pertama. Mahrus Prihany yang juga Ketua Panitia Anugerah Litera menjelaskan ulang tahun Litera diwarnai dengan beragam acara. Acara pertama adalah bincang sastra bertajuk “Mengembalikan Sastra Pada Kekuatan Teks” yang diadakan di sebuah kafe di Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (25/3). Adapun acara puncak pada 28 April 2017 akan diisi dengan pembacaan puisi dan cerpen oleh sejumlah sastrawa, antara lain Sutardji Calzoum Bahri, Asrizal Nur dan Slamet Widodo.
Dalam acara yang didukung Djarum Foundation itu ada pula peluncuran buku puisi dan cerpen terpilih Litera serta seminar sastra dengan pembicara Maman S Mahayana, Rida K Liamsi dan Hasan Aspahani. “Kami juga mengadakan bazar buku sastra dan mengajak sastrawan untuk berpartisipasi dalam bazar tersebut,” kata Iman Sembada, kordinator bazar buku sastra.