REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) akan menggelar pelatihan (edu trip) wisata Muslim ke Thailand. Kegiatan yang bertajuk “IITCF BKK-PTY Muslim Educational Trip” itu akan diadakan pada 4-7 Mei 2017. “Kegiatan pelatihan ini ditujukan khusus untuk para pelaku wisata halal atau travel Muslim, dan dibatasi hanya 30 travel Muslim. Saat ini jumlah pendaftar sudah fully booked (penuh),” kata Chairman IITCF Priyadi Abadi, Senin (10/4/2017).
Priyadi menambahkan, edutrip ke Thailand itu atas dukungan penuh sponsor tunggal dari travel Thailand yang bernama Yang World Travel. “Yang World Travel sangat jeli melihat perkembangan wisata halal dunia, khususnya pasar Indonesia yang mempunyai penduduk Muslim terbanyak di dunia,” tutur Priyadi.
Priyadi menambahkan, selama edu trip tersebut, para peserta akan mengunjungi berbagai tempat terkait wisata halal di Thailand. Termasuk ke dalamnya kunjungan ke masjid di Thailand, kunjungan ke hotel-hotel halal dan ramah Muslim, dan menjadi member Thailand Muslim Consortium. “Tidak ketinggalan tentunya kunjungan ke KBRI Bangkok,” tutur Priyadi yang juga ketua Asosiasi Tour Leader Muslim Indonesia (ATLMI).
Priyadi mengemukakan, edu trip wisata halal ke Thailand bernilai strategis, sebab Thailand merupakan salah satu negara yang industri pariwisatanya, termasuk wisata halal, berkembang sangat pesat.
“Thailand adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang konsen dengan wisata halal. Saat ini wisata halal berkembang pesat di Thailand, meskipun jumlah penduduk Muslimnya hanya lima persen,” ujar Priyadi.
Dalam sebuah Studi tahunan Mastercard Global Destinations Cities Index (GDCI) keenam yang dirilis pada Kamis, 22 Sept 2016 disebutkan, Bangkok menduduki peringkat pertama sebagai kota tujuan wisata berdasarkan jumlah kedatangan wisatawan internasional yang bermalam. Pencapaian Bangkok itu mengalahkan London, Paris, Dubai, New York, Singapura, Kuala Lumpur, Istanbul, Tokyo dan Seoul.
Berdasarkan studi ini, Bangkok diproyeksikan menerima 21,47 juta wisatawan internasional yang bermalam pada tahun ini, diikuti London di peringkat kedua sebanyak 19,88 juta, dan Paris 18,03 juta.
Sementara itu, berdasarkan laporan MasterCard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index 2016, Thailand berada di posisi kedua, setelah Singapura – negara non-Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) – yang banyak dikunjungi oleh wisatawan Muslim.
“Dalam educational trip yang akan diadakan oleh IITCF bulan Mei mendatang, bersama kita akan pelajari bagaimana pariwisata Muslim Thailand bisa berkembang sepesat ini. Sebab, sebagai negara non-Muslim yang didominasi oleh agama Buddha, tentu tidak mudah mempromosikan Thailand sebagai destinasi halal yang ramah Muslim,” papar Priyadi.
Dalam kesempatan sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, sektor pariwisata di Thailand menjadi salah satu yang terbaik di kawasan Asia Tenggara. Negara dengan julukan Negeri Gajah Putih ini berhasil menghidupkan perekonomiannya melalui sektor ini.
Terkait hal tersebut, Pemerintah Indonesia dan Thailand akan memperkuat hubungan kerja sama di bidang pariwisata. Kerja sama ini dinilai penting karena Indonesia dan Thailand sama-sama memiliki keinginan untuk meningkatkan kualitas pariwisata di masing-masing negara.
"Ini kerja sama agar kita tahu keunggulan setiap negara. Nanti Menteri Pariwisata kita dan Thailand akan bertemu," kata Jusuf Kalla usai berbincang dengan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha, Kamis (23/3).
Jusuf Kalla menjelaskan, selain dengan Thailand, Indonesia juga sedang menjalin kerja sama dengan Malaysia. Ketiga negara ini membentuk kerja sama dalam sektor pariwisata.
Sebelumnya, Ketua Indonesia Halal Center, Sapta Nirwandar, mengatakan, Indonesia bisa belajar dari pengalaman negara lain, semisal Thailand dan Korea, dalam mengembangkan wisata halal. “Korea dan Thailand memiliki komitmen mengembangkan industri halal,” ujar Sapta Nirwandar.