Jumat 28 Apr 2017 14:38 WIB

Salt Water Challenge Solidaritas untuk Tahanan Palestina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Salt Water Challenge
Foto: twitter
Salt Water Challenge

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Warga Palestina melakukan Salt Water Challenge atau tantangan meminum air garam untuk menunjukkan solidaritas terhadap lebih dari 1.500 tahanan Palestina di penjara Israel yang melakukan aksi mogok makan. Seperti Ice Bucket Challenge yang menjadi viral pada 2014, kampanye ini juga dikenal media sosial dengan tagar #SaltWaterChallenge.

Para tahanan melakukan protes karena adanya tahanan yang dipenjara tanpa tuduhan, kurangnya pelayanan medis, dan terbatasnya kunjungan keluarga. Aljazirah melaporkan, mereka menolak makan sampai tuntutan mereka terpenuhi dan hanya mengonsumsi air garam untuk menstabilkan kondisi kesehatan mereka.

Kampanye tantangan meminum air garam ini pertama kali diluncurkan melalui sebuah video milik Aarab Marwan Barghouti, putra pemimpin Fatah yang turut ditahan di penjara Israel, Marwan Barghouti. Barghouti saat ini menjalani hukuman penjara seumur hidup dalam perannya di Intifadah kedua melawan pendudukan Israel.

Barghouti telah menghabiskan hampir dua dekade hidupnya di penjara-penjara Israel dan menghabiskan waktu hampir tiga tahun di dalam penjara isolasi. Menurut sebuah wawancara pada 2013, sel yang ditempatinya berjendela mungil, tidak terkena sinar matahari langsung, serta dipenuhi kecoak dan tikus.

"Ayah saya, bersama dengan 1.700 tahanan politik lainnya mulai mogok makan demi kebebasan dan martabat mereka untuk mendapatkan hak asasi manusia dan kondisi kehidupan yang lebih manusiawi di penjara," kata Aarab Marwan Barghouti dalam video tersebut.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, sejak dimulainya pendudukan Israel 50 tahun yang lalu, lebih dari 750 ribu warga Palestina telah dipenjara oleh pasukan Israel. Saat ini, ada sekitar 6.500 warga Palestina yang berada di penjara Israel, 300 di antaranya adalah anak-anak.

Para pemimpin Palestina mengecam penolakan Israel untuk bernegosiasi terkait aksi mogok makan para tahanan. Mereka mengancam akan adanya aksi Intifadah baru jika ada tahanan yang meninggal dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement