REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggagas helatan Indonesia Hijabfest Sheena Krisnawati yakin Indonesia akan menjadi kiblat busana Muslim dunia pada 2020. Keyakinannya didasari kreativitas seluruh pihak yang semakin berkembang di industri hijab Indonesia.

"Baik pemakai hijab maupun para pewirausaha sudah sangat bersinergi. Setiap kali para desainer membuat rancangan busana kreatif langsung disambut hangat oleh masyarakat," ujar Sheena.

Menurut ia, peningkatan jumlah hijaber atau Muslimah yang berhijab di Indonesia juga mendukung perkembangan industri tersebut. Produk hijab, baik busana maupun aksesorisnya otomatis menarik banyak peminat, bahkan dari kalangan yang tidak berhijab.

Sheena mengatakan, jalan menuju realisasi target tersebut bukan tanpa tantangan. Ada persaingan ketat dengan retailer berskala besar kelas dunia seperti Bershka, Zara, atau Stradivarius yang juga mengeluarkan koleksi modest serupa busana Muslimah dengan harga terjangkau.

Solusi dari tantangan tersebut, ujar Sheena, ialah peningkatan kualitas selain pemerintah yang bisa memfasilitasi kerja sama wirausahawan busana Muslim Indonesia dengan negara lain untuk saling mengisi. Ia memperkirakan, terdapat 10-20 negara yang bisa diajak bersinergi.

Misalnya, negara yang busana hijabnya bergaya klasik konservatif dapat dikolaborasikan dengan kreativitas desainer Indonesia yang suka mengaplikasikan banyak warna. Negara tetangga yang dominan Muslim juga dapat disasar sebagai pembeli.

"Untuk masuk pasar internasional, teman-teman desainer busana Muslim juga harus belajar kategori baju empat musim karena sejumlah negara berbeda dengan Indonesia yang hanya punya dua musim," ungkap Sheena yang menargetkan Indonesia Hijabfest menjadi helatan berskala internasional dalam beberapa tahun mendatang.

Ikuti Whatsapp Channel Republika