Ahad 07 May 2017 18:32 WIB

Lampaui Nike, Saham Adidas Catat Rekor Tertinggi

Rep: reja irfa widodo/ Red: Esthi Maharani
Logo Adidas
Logo Adidas

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham Adidas mencatatkan rekor tertinggi pada Kamis (4/5) waktu setempat. Rekor tertinggi ini tercapai usai perusahaan apparel olahraga asal Jerman itu mengumumkan kenaikan penjualan dan keuntungan pada kuartal pertama. Raihan keuntungan Adidas ini lebih besar dari perkiraan dan melampaui pesaingnya, Nike, terutama di pasar Amerika Utara dan Cina.

Usai sempat kalah bersaing dengan Nike di pasar Amerika, Adidas akhirnya meluncurkan strategi pemasaran baru di Amerika Serikat. Adidas mengeluarkan jenis sepatu lari Boost dan sepatu gaya retro Superstars. Hasilnya, laba bersih untuk kuartal pertama meningkat sekitar 30 persen atau sekitar 496 juta euro. Sedangkan tingkat penjualan naik sekitar 19 persen atau sekitar 5,67 miliar euro.

Saham Adidas, yang terus mengalami tren kenaikan sejak tahun lalu, memang sempat tercatat di angka 188.95 euro pada awal pembukaan bursa saham pada Kamis (5/5) waktu setempat. Angka ini menjadi rekor tersendiri buat Adidas. Nilai ini juga melampaui rekor yang pernah dicapai saham Nike, 184,95 euro.

Pada Oktober tahun lalu, Chief Executive Adidas, Kaspar Rosted, sempat mengungkapkan, pada 2017, Adidas sempat menargetkan peningkatan pertumbuhan angka penjualan sekitar 11 hingga 13 persen. Perkiraan ini sudah termasuk perhitungan kemungkinan fluktuasi nilai tukar mata uang.

Kendati begitu, Rosted mengungkapkan, Adidas sepertinya tidak akan mencapai target penjualan hingga 10 persen di Rusia. Hal ini lantaran turunnya penjualan yang mencapai 10 persen. Namun, di Rusia, Adidas tetap $emkadi salah satu pemain besar merek apparel olahraga. Sementara kondisi berbeda justru terjadi di pasar Amerika Utara dan Cina.

Penjualan Adidas meningkat menjadi 31 persen di Amerika Utara dan 30 persen di Cina. Angka ini meninggalkan angka penjualan Nike di kuartal pertama, yang berakhir pada akhir Februari silam. Seperti brand asal Jerman lainnya, Puma, Adidas memang mendapatkan keuntungan dari strategi pasar yang baru, yaitu mengeluarkan edisi retro dan tidak fokus ke pasar olahraga bola basket.

Rosted menambahkan, peningkatan penjualan ini juga tidak terlepas dari peluncuran produk baru dan pembukaan gerai baru di sejumlah titik di Amerika Utara dan Cina. Selain itu, Rorsted mengungkapkan, meningkatnya angka penjualan ini juga didukung oleh peningkatan penjualan lewat e-comerce, yang mencapai sekitar 53 persen.

''Pada Maret tahun lalu, kami memang telah mengumumkan target untuk meningkatkan pemasukan dari e-comerce. Target penjualan dari e-comerce diharapkan bisa meingkat dua kali lipat. Pada 2020 mendatang, penjualan lewat e-comerce diharapkan bisa mencapai 4 miliar euro, berbanding satu miliar euro, yang diraih pada 2016,'' kata Rorsted seperti dikutip Fortune, Jumat (5/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement