REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan sudah berlalu selama seminngu, mulai pekan depan Anda mungkin saja sudah menerima THR. Nah, bagaimana caranya belanja cerdas saat Ramadhan tanpa harus menjebol tabungan Anda?
Vice President Marketing ShopBack Indonesia, Inge Kosasih mengatakan untuk belanja cerdas di bulan Ramadhan, Anda bisa memaksimalkan promo-promo. Tidak hanya untuk belanja online, tapi juga untuk belanja offline. Untuk mengetahui ada promo apa, Anda bisa memantau media sosial, baik untuk belanja online dan offline. Lihat ada promo apa saja. Dan ini harus dicek sejak awal Ramadhan.
Selain itu, untuk belanja offline, manfaatkan promo yang juga ada di awal Ramadhan. Walaupun ada pula yang muncul di dua minggu sebelum Lebaran, bahkan ada yang empat minggu sebelum Lebaran. “Dari awal bisa lihat tren dan bisa pilih mau belanja apa saja, pasti banyak notice promo diskon, untuk mencari promo terbaik harus riset,” ujar Inge.
Untuk belanja online cerdas, bisa juga memanfaatkan adanya cashback dari ShopBack. Belanja mendapatkan promo sekaligus mendapatkan cash back. Supaya tidak kalap belanja, Inge mengingatkan untuk membuat daftar belanjaan sebelumnya, baik belanja online maupun offline. “Supaya enggak kalap, mulai dari awal, empat minggu sebelum lebaran list down barang-barang yang mau dibeli, kalau cewek mau beli baju, lebaran ada tiga hari, tiga baju saja jangan beli enam baju,” ujarnya.
Atau jika ingin hemat, bisa lihat baju secara offline tapi bandingkan dengan promo di online. Jika lebih menarik online, bisa beli secara online. Karena belanja online tidak ada fix cost, sehingga harga bisa lebih murah.
Untuk lebih hemat belanja saat Ramadhan, Vice President Partnership ShopBack Indonesia, Yolanda Margaretha menambahkan kita harus bijak menentukan bujet, jangan sampai banyak promo tapi membuat Anda jadi lebih konsumtif. Sekarang banyak anak muda yang butuh untuk kehidupan ke depannya, belum berkeluarga, belum untuk kebutuhan lainnya, jadi benar-benar harus bijak menentukan bujetnya. Dalam anggaran belanja ini, otomatis sudah termausk daftar barang belanjaan.
“Misalnya ada kebutuhan mau beli elektronik, ya sudah bujetnya sekian, tentunya perlu diseimbangkan dengan penghasilan. Jangan sampai besar pasak dari pada tiang. Lapar mata membuat kantong jebol,” ujarnya.