Rabu 23 Aug 2017 16:01 WIB

Sentuhan Indonesia Hiasi Karya Desainer di NYFW

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Para perancang memamerkan busana yang akan dibawa ke New York Fashion Week September 2017.
Foto: Republika/Novita Intan
Para perancang memamerkan busana yang akan dibawa ke New York Fashion Week September 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berupaya mengukuhkan posisinya di panggung mode dunia. Pekan depan ada enam desainer Indonesia yang meningkatkan eksistensinya di kancah internasional.

Enam desainer berbakat Indonesia itu antara lain, Barli Asmara, Dian Pelangi, Catherine Njoo, Melia Wijaya, Vivi Zubedi, dan label Doris Dorothea yang digawangi pasangan Fara Shahab dan Riza Assegaf akan memeriahkan panggung New York Fashion Week (NYFW): First Stage Spring Summer 2018 yang berlokasi di The Dream DownTown, New York, AS, pada 7 September 2017.

Bertajuk 'Indonesia Diversity', desainer Tanah Air itu akan menampilkan koleksi sesuai dengan ciri khas masing-masing dan menampilkan 12 koleksi.

Contoh, Barli Asmara, mengambil inspirasi zaman Victorian dalam menggelar koleksi siap pakai premium yang bernuansa putih dan memperlihatkan kecanggihan kerajinan tangan Indonesia. Barli menampilkan koleksi busana dengan detail yang cantik. Bertajuk 'Canities Subita', bermain pada detail unsur tali, korset, kancing bungkus, ruffle, hingga over long sleeves khas busana wanita zaman klasik.

"Over long sleeves akan menjadi tren di tahun 2018, tapi aku kembangkan untuk koleksi ini dengan lebih modern. Kemudian, unsur payet dikurangi. Sebagai pelengkap, nanti para model akan pakai alas kaki model sleepers di era bangsawan sekarang jadi tren mode lagi," tutur Barli.

Sementara Catherine Njoo memboyong batik Indonesia dan budaya tari Legong dari Bali. Ia akan mengangkat batik prada Bali yang berhiaskan payet, manik-manik dan bordir emas.

Catherine juga akan berkolaborasi dengan perancang aksesoris Grace Liem dengan menciptakan motif bunga kamboja dari bahan logam. Sehingga membentuk koleksi busana bersentuhan feminin dengan aksen kerah shanghai.

Kemudian, desainer Melia Wijaya, yang mengangkat cerita rakyat atau legenda masyarakat Surabaya, yakni tema Sawung Galing, mentransformasikan motif batik ayam menjadi motif sulam dengan menggunakan teknik bordir hingga tampil lebih modern.

Sawung berarti ayam jantan dan Galing berarti merak jantan. Sifat ketegasan, kreatif, kokoh, penuh energi, dan setia pada sang tokoh diterjemahkan pada busana berwarna natural, merah, hitam kehijauan, dan cokelat pada material tulle, duchess printing embroidery 3D.

Serta, merek tas Doris Dorothea juga akan berkolaborasi dengan seluruh desainer. Tak ketinggalan, Wardah Beauty sebagai produk kosmetik yang konsisten melakukan branding di Amerika selama tiga tahun belakangan dan tiga kali berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini menjadi pendukung utama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement