REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pondok Pesantren Daar el Qolam 3 Tangerang, Banten menggelar acara bedah buku Lost in Pesantren yang diiringi dengan penampilan teater santri, Kamis (24/8). Acara ini disaksikan lebih dari 1.300 santri dan guru yang memadati Gedung Pertemuan Daar el Qolam 3. Santri menyambut antusias acara ini baik penampilan teater santri maupun bedah bukunya.
Acara bedah buku ini menghadirkan penulis buku tersebut, Saeful Bahri, dan dosen Universitas Paramadina Jakarta Aan Rukmana. Acara dipandu oleh Muchdor, guru di pesantren tersebut.
Dalam paparannya, penulis buku tesebut mengupas isi buku yang menceritakan kehidupan santri dan nilai-nilai yang ada di pesantren yang tak lekang oleh zaman.
Buku Lost in Pesantren diterbitkan oleh Republika Penerbit. “Buku yang baru terbit pada awal Agustus laris manis dipasaran terutama di kalangan santri dan alumni-alumni pesantren modern,” kata staf marketing Republika Penerbit Muhammad Nasir.
Pemimpin Pondok Pesantren Daar el Qolam 3, Ustaz Zahid Purna Wibawa mengemukakan, acara tersebut juga sebagai momentum gerakan literasi santri. Bahkan ia menjadikan buku Lost in Pesantren sebagai bacaan wajib santri kelas akhir dan kelas Foundation.
"Pesantren Daar el Qolam 3 dengan program reading passport mengalakkan santri membaca dan menulis dengan mewajibkan santri membaca minimal 2 buku dalam setahun. Satu judul buku ditentukan oleh pesantren dan satu judul buku bebas pilihan santri,” kata Zahid Purna Wibawa di hadapan para santri.