REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Putri Mako dari Kekaisaran Jepang secara resmi mengumumkan bahwa ia akan menanggalkan gelar bangsawannya. Keputusan itu terkait rencana pernikahannya dengan sang kekasih Kei Komuro, teman sekelas saat masih berkuliah di International Christian University.
Mako dan Komuro mengumumkan pertunangan kepada publik di Akasaka East Residence, Tokyo, pada Ahad (3/9). Sementara, Rumah Tangga Kekaisaran mengonfirmasi bahwa Mako yang merupakan cucu tertua Kaisar Akihito itu akan menjadi ''orang biasa''.
Setelah Mako menanggalkan gelar, populasi keluarga kerajaan akan semakin berkurang dengan hanya tersisa tiga cucu Kaisar yang masih bergelar bangsawan. Mereka adalah dua adik Mako yaitu Kako dan Hisahito, serta Aiko, anak perempuan dari Putra Mahkota Naruhito.
Menurut Undang-undang Rumah Tangga Istana tahun 1947, putri Jepang yang dipanggil dengan sebutan Naishinno memang akan kehilangan gelar bangsawan setelah menikah. Perkecualian untuk kebijakan itu adalah apabila sang putri menikah dengan sesama anggota keluarga istana.
Jumlah anggota keluarga bangsawan yang kian menyusut cukup menimbulkan kekhawatiran akan keberlangsungan kekaisaran. Apalagi, Kaisar Akihito mengumumkan dalam penampilan publik tahun lalu bahwa ia takut usia lanjut membuatnya kesulitan menjalankan tugas.
Pria 83 tahun itu pernah menjalani operasi jantung dan kerap dirawat karena kanker prostat. Pada Juni silam, parlemen Jepang pun telah menyetujui RUU yang kelak memungkinkan Akihito turun tahta, sebuah pemberhentian pertama Kaisar Jepang sejak 1817.
Akan tetapi, undang-undang yang tidak berlaku untuk kaisar setelah Akihito itu tidak membahas topik utama lain. Misalnya, kemungkinan revisi undang-undang untuk mengizinkan putri tetap tinggal di istana dan memiliki gelar kekaisaran setelah menikah, dikutip dari Malay Mail Online.