REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Setiap tanggal 2 Oktober diperingati Hari Batik Nasional. Hal itu bertepatan dengan ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbenda (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.
Selama ini baju batik umumnya lebih banyak dikenakan oleh kaum remaja dan juga orang tua. Jarang sekali kita melihat anak-anak mengenakan baju batik.
Celah inilah yang dilihat produsen bermerek Bateeq sebagai pasar potensial yang patut digarap. Dengan niat ingin mengenalkan batik kepada kalangan anak-anak, Bateeq berkolaborasi dengan Sanrio meluncurkan Sanrio Characters x Bateeq.
"Kami berharap dengan koleksi ini, anak-anak Indonesia semakin mencintai budaya batik Indonesia, tidak kelihatan kuno tetap mengikuti tren dan mengutaman kenyamanan," ujar CEO Bateeq, Michelle Tjokrosaputro dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (2/10).
Adapun produk batik berkarakter khusus ini akan disukai anak-anak karena menampilkan kartun seperti Hello Kitty, Pompompurin, dan Bad-badtzmaru dengan motif Truntum, Kawung, Grinsing dan Mega Mendung. "Untuk sementara ini kita keluarkan tiga karakter yakni Hello Kitty, Pompompurin, dan Bad-badtzmaru. Nanti dikemudian hari kita keluarkan koleksi-koleksi lain," lanjutnya.
Koleksi ini diciptakan untuk anak-anak usia 3-13 tahun dan koleksi remaja perempuan. Dikatakan Michelle, batik keluarannya merupakan batik print dengan menggunakan bahan kimia dan pewarnaan yang ramah lingkungan.
Tujuan produk Bateeq adalah ingin memperkenalkan dan mempopulerkan batik di kalangan anak-anak. Jadi anak-anak cinta dan bangga dengan budaya bangsa Indonesia batik.
"Tapi kita tidak bisa memaksa anak-anak agar cinta batik dengan cara memakaikan mereka baju batik dengan motif jadul-jadul (zaman dulu). Kita harus up to date dengan mengikuti apa yang anak-anak suka. Karakter-karakter apa yang mereka suka, yang biasa ditonton di televisi. Sehingga kami memutuskan untuk berkolaborasi dengan Sanrio," urai Michelle.
Bateeq berdiri tahun 2012 diproduksi di Sukoharjo, Solo. Setahun kemudian (2013) Bateeq mempunyai toko pertama di daerah Solo. Sejak awal Michelle memang sudah mempunyai visi untuk Bring Batik Up to Date.
Sehingga mereknya pun dipatenkan dengan nama yang unik yakni Bateeq. Kini produk Bateeq sudah tersebar di 79 lokasi. Terdiri dari 34 toko sendiri dan 45 tersebar di departemen store di sejumlah kota di tanah air.
Berdasarkan hasil survei konsumen ternyata sebanyak 75 persen konsumen Bateeq adalah berusia di bawah 45 tahun. "Sejak dluncurkan akhir pekan kemarin, penjualan terbaik yakni Kawung dengan Hello Kity, mungkin karena anak perempuan. Mungkin Hello Kity di mata anak-anak kita lebih familiar," tutupnya.