REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Santrinulis bersama Direktorat Pendidikan Diniyah & Pontren Kementrian Agama RI menyelenggarakan acara Santri Writer Summit. Acara yang diadakan di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, 28-29 Oktober 2017 itu merupakan konferensi literasi santri nasional pertama di Indonesia yang bertujuan untuk mendorong para generasi muda khususnya santri agar terlibat dalam penyebaran pesan perdamaian melalui media literasi.
Siaran pers Santrinulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (29/10) menyebutkan, acara tersebut memberikan pandangan tentang santri dan tren literasi di era global. “Tentunya, pertimbangannya adalah untuk memberikan wawasan kepada para santri yang kerap dianggap sebagai unit masyarakat tradisional bahwa mereka juga memiliki kapabilitas untuk menjadi agen perubahan, salah satunya melalui media tulisan,” kata Founder Santrinulis.com Dr Saiful Falah.
Acara yang mengangkat tema “Write for Peace: Spreading Peace Through Literature” itu dihadiri oleh 250 peserta dari berbagai komunitas menulis dan juga 50 delegasi pesantren se-Indonesia yang terpilih esainya dari 357 pengirim. “Sebanyak 50 esai pilihan tersebut nantinya akan dibukukan oleh Santrinulis Publisher sebagai apresiasi bagi para delegasi,” ujarnya.
Pada hari pertama, kegiatan tersebut menghadirkan beberapa penulis dan pembicara nasional di bidang literasi. Mereka antara lain penulis novel best seller Ayat-ayat Cinta, Habiburrahman El-Shirazy (Kang Abik), Asma Nadia, Dr Saiful Falah, Ibrahim Malik (santri go International) dan Abdul Wahab atau yang dikenal dengan sebutan Kang Abdu (founder Santrionline dan Distro Kang Santri).
Adapun acara pada hari kedua, 50 delegasi dibagi secara acak menjadi lima group untuk mendiskusikan esai tiap delegasi dan masing-masing group mengutus satu orang perwakilannya untuk mempresentasikan hasil diskusi. Peserta dengan esai terbaik mendapatkan tiket liburan ke Singapura sebagai apresiasi yang diberikan oleh Santrinulis.com sebagai pihak penyelenggara.
Saiful Falah mengemukakan, Santrinulis sebagai platform yang bergerak di bidang literasi sudah berdiri sejak 28 Oktober 2012. Ia mengakui, ide membuat portal ini berawal dari hobinya menulis dan terinspirasi dari antusiasme santri-santrinya terhadap jurnalistik. Dengan adanya portal ini, ia ingin tulisan santri tidak hanya di muat di bulletin atau majalah pesantren saja akan tetapi tulisan mereka bisa go public.
Pada tahun 2013 Santrinulis membuat program baru yaitu 30 HMB ( 30 hari menulis buku) yang diiikuti oleh berbagai kalangan dan dua peserta di antaranya berhasil menerbitkan buku. Selain itu pada awal tahun 2017 Santrinulis kembali berinovasi dan membuka program KMI yaitu Kelas Menulis Intesif selama tiga bulan, baik pelatihan menulis secara langsung maupun online.
Berkat kelas tersebut 10 peserta berhasil menerbitkan bukunya dan akan launching bersamaan dengan acara Santri Writer Summit pada bulan oktober yang juga bertujuan sebagai peringatan hari santri Nasional tanggal 22 Oktober lalu.