Senin 30 Oct 2017 17:27 WIB

Studi Temukan Kandungan Berbahaya di Makanan Bayi

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Bayi makan.
Foto: flickr
Bayi makan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sebuah penelian yang dilakukan oleh The Clean Label project baru-baru ini menemukan, sebagian besar produk makanan bayi mengandung bahan kimia berbahaya. Produk-produk bayi itu menganduk arsenik, timbal, kadmium dan akrilamida.

The Clean Label Project, sebuah organisasi nirlaba yang mendukung transparansi konsumen, mengungkapkan, menggunakan data Nielsen untuk menganalisis 530 makanan ringan, sereal, formula dan minuman yang berbeda yang telah dibeli dalam lima bulan terakhir.

Mengutip Independent, dari produk yang dianalisis, peneliti menemukan bahwa 65 persen mengandung arsenik, 58 persen mengandung kadmium, 36 persen mengandung timbal dan 10 persen mengandung akrilamida. Sebanyak 80 persen sampel susu bayi juga ditemukan mengandung arsenik, toksin yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia terkait dengan sejumlah masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes dan kanker.

Sementara, jumlah masing-masing bahan kimia bervariasi dengan masing-masing produk, beberapa mengandung hingga 600 miliar arsenik per bagian. Banyak di antaranya adalah produk berbasis beras seperti keripik dan makanan ringan untuk bayi.

Studi tersebut juga menemukan, makanan bayi saat ini memiliki akrilamida 70 persen lebih banyak daripada rata-rata kentang goreng, bahan kimia yang dikaitkan dengan kerusakan otak dan gangguan reproduksi. Laporan itu menyebut dan mempermalukan beberapa peritel makanan bayi utama.

Mereka juga menemukan bahwa 60 persen produk dengan label 'bebas BPA' sebenarnya terbukti positif untuk bisphenol A, bahan kimia industri yang digunakan untuk membuat plastik. Clean Label Project menyimpulkan temuan mereka dengan mengidentifikasi lima sereal terbawah dan terbawah, formula, makanan ringan, minuman dan makanan botol dalam hal kandungan kimia berbahaya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement