REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Label tas dan aksesori ekspedisi, Eiger, mulai merambah pasar daring. Model bisnis tersebut sudah dilakukan Eiger hampir dua tahun lalu. Dalam melengkapi jalur pasar daring, Eiger menggandeng startup logistic enabler aCommerce. Tidak hanya itu, produk asli Indonesia asal Bandung, Jawa Barat, tersebut juga membuat toko daring secara mandiri.
"Dua model bisnis, yakni offline dan online, keduanya saling mengisi kekosongan," ujar Head of Ecommerce Eiger Indonesia Andrean Tendo ditemui di Jakarta, Senin (27/11). Misalnya, konsumen pergi ke toko mencari produk namun tidak menemukan barang yang disukai. Konsumen bisa mencarinya ke platform daring. Eiger kemudian akan memasok barang dari toko retail lain yang memiliki produk tersebut.
Andrean mengatakan, sejauh ini kendala peralihan model bisnis dari konvensional menjadi digital masih terletak pada konektivitas. Mungkin para pelanggan di daerah cukup kesulitan untuk mengakses platform. Meski demikian, kondisi konektivitas cenderung berubah seiring perkembangan teknologi. Sebab, permintaan daring dari daerah cukup tinggi.
Andrean menjelaskan, penjualan melalui retail atau situs tidak berbeda dari segi harga. "Harga online dan offline sama saja dari Aceh sampai Papua," jelas Andrean. Hanya saja pelanggan harus menambah ongkos kirim apabila melakukan pembelanjaan daring. Awalnya Eiger pesimistis barang-barang seperti aksesori akan kesulitan mendapat pasar daring. Namun faktanya, konsumen tetap membeli daring meski hanya dengan pembelanjaan Rp 50 ribu.
Saat ini kontribusi daring memang masih sedikit, yakni sudah mendekati dua persen. Namun Eiger optimistis pasar akan terus naik hingga tiga persen tahun depan. Ke depannya, bahkan toko retail yang berada di mal atau tempat lainnya hanya akan menjadi semacam Experience Store. Pelanggan akan cenderung belanja daring namun bisa merasakan produk melalui toko sebelum membeli.
Eiger Indonesia masih berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat. "Warehouse kami juga di Bandung dan tidak ada rencana pindah ke Jakarta," jelas Andrean. Produk unggulan masih pada tas punggung untuk ekspedisi. Eiger juga membawahi dua label lain, yakni Bodypack dan Export. Total produksi tas dari ketiga label tersebut bisa mencapai 200 ribu dalam satu bulan.