REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjalani masa kehamilan tentu tak selamanya menyenangkan. Harap-harap cemas pasti dihadapi oleh ibu hamil, apalagi yang baru menjalani kehamilan pertama. Tak sedikit ibu hamil yang merasa stress selama mengandung buah hatinya.
Psikolog Ajeng Raviando, Psi menjelaskan biasanya pada trimester pertama calon ibu akan mengalami perubahan suasana hati atau mood swing. Tiga bulan pertama ibu hamil akan mudah sekali tersinggung, lebih sensitif, dan lebih cemas. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan hormonal yang terjadi.
“Suami harus punya pengetahuan tentang kehamilan, jadi jika sang istri mood swing atau berubah rubah suasana hatinya menjadi lebih sensitif, suami bisa tetap merespons dengan baik atas seagala yang dilakukan istri. Kemudian akan lebih postif dan proaktif jadi suami bisa support sang istri,” ujarnya.
Pada trimester kedua, lanjut Ajeng biasanya sang ibu akan lebih bisa menerima kehamilan. Akan lebih nyaman karena sudah melewati masa mual di bulan-bulan awal. Kondisi ini membuat bumil lebih siap menhadapi kehamilan lebih baik. Walaupun biasanya pada masa ini calon ibu mengalami stres akibat perubahan bentuk tubuh yang membesar.
“Kalau bentuk tubuh istrinya menjadi lebih besar, sang suami harus memahami. Jangan sampai melontarkan kalimat ‘kok kamu gendut’ atau kata kata yang membuat sang istri down dan tidak percaya diri. Suami harus bisa menghibur istri,” imbuh Ajeng.
Menurutnya, peningkatan tingkat kecemasan atau stress pada ibu hamil puncaknya terjadi pada trimester akhir saat menjelang persalinan. Misalnya cemas akan lahir sesar atau normal, bayinya sehat atau tidak, normal atau ada kecacatan yang tidak diinginkan, hal-hal ini akan mulai menghantui para calon ibu.
“Peran suami di sini sangat dibutuhkan, bagaimanapun anak adalah buah cinta berdua. Sang suami harus menguatkan dan menenangkan bahwasanya apapun yang terjadi harus dihadapi berdua,” katanya, ketika ditemui seusai peluncuran Teman Bumil di Grand Hyatt Hotel, Rabu (29/11).