REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini, sentuhan ibu dikaitkan dengan wujud kasih sayang kepada anak. Memang demikian, sentuhan sudah diberikan ibu sejak anak masih dalam kandungan, menjelang tidur, bahkan saat anak tersebut telah tumbuh dewasa.
Psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI), Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengatakan sentuhan membantu membangun dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak. "Jika sentuhan terjadi terus menerus anak akan merasa terhubung dengan ibunya, sehingga hubungan diantara keduanya akan semakin erat," kata Vera.
Di samping berpengaruh terhadap ikatan emosional, menurut Vera, sentuhan seorang ibu sebenarnya memberi manfaat yang lebih besar terutama untuk kecerdasan anak.
Ketika ibu menyentuh anaknya, keduanya akan menghasilkan hormonoksitosin. Hormon ini dapat menurunkan stres dan membuat anak merasa rileks. Ketika rileks, otak anak siap untuk belajar.
Tidak hanya kecerdasan akademi, sentuhan ibu ini juga berpengatuh terhadap kecerdasan emosional anak. Anak menjadi mampu mengatur emosi serta menjalin interaksi dengan orang lain.
"Ini semua terjadi kalau ibu dan anak sama-sama merasa nyaman," kata Vera.
Menurut Vera, tidak ada batasan usia dalam memberikan sentuhan kepada anak. Bentuk sentuhan bisa disesusuaikan berdasarkan usia anak. Untuk anak yang masih kecil bisa dengan memeluk atau menggendongnya. Untuk anak yang sudah usia remaja atau dewasa bisa dengan sentuhan di pipi atau usapan di bahu.