REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merek busana Muslim baru SUQMA hadir di Tanah Air. Koleksinya menawarkan produk desainer namun dengan harga terjangkau.
CEO of SUQMA, Riel Tasmaya, menjelaskan hadirkan merek baru ini terinspirasi dari perkembangan industri busana Muslim Indonesia yang setiap tahunnya semakin berkembang pesat. Termasuk memperhitungkan bergeraknya komunitas Muslim serta kebutuhannya di Indonesia yang terus meningkat.
"SUQMA menangkap peluang tersebut dengan menciptakan modest fashion brand yang berkomitmen meningkatkan eksistensi industri fashion Muslim di Indonesia dan dapat bersaing ke jenjang pasar internasional," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Untuk itu, SUQMA menggandeng PT Sri Rejeki Isman (SRITEX). SUQMA merupakan bagian dari Muslimarket, marketplace halal pertama di Indonesia, yang memadukan antara aktivitas belanja dan pemberdayaan komunitas Muslim. Setelah sukses dengan Muslimarket, lahirlah SUQMA sebagai modest fashion brand dengan menyediakan berbagai koleksi hasil karya desainer Muslim Indonesia.
"Memulai dengan sebuah media ecommerce Muslim market. Setelah berjalan satu tahun setengah kita menyadari potensi lokal brand Indonesia besar. Indonesia mayoritas Muslim. Dari lima tahun lalu fashion hijab alami evolusi pesat. Waktu saya sekolah yang pakai hijab masih hitungan jari itu hanya mereka yang religius. Kalau sekarang hijab sudah menjadi fashion. Sekarang diminati Muslim, market besar. Potensi lokal brand enggak kalah dengan inernasional. Apalagi kita memiliki desainer yang bagus dan tempat produksi bagus, kenapa enggak bikin lokal brand," paparnya.
Kelebihan SUQMA menurutnya karena lokal brand mengerti keinginan market lokal. Punya riset data, punya ecommerce tahu barang apa yang disukai. Warna apa saja yang disukai. Dari data diimplementasikan di desain. "Dibanding internasional market, kita lebih baik," tambahnya.
Setelah membuka tiga gerainya di mal-mal terkemuka, kini SUQMA secara resmi memperkenalkan mereknya kepada khalayak luas. Kelahiran SUQMA ditambah kehadiran Jenahara Nasution sebagai Direktur Kreatif.
"Senang sekali bisa bergabung menjadi keluarga SUQMA. Saya yakin dengan bertumbuhnya pelaku bisnis fashion Muslim Indonesia, Indonesia dapat menjadi kiblat fashion Muslim dunia. Tentunya kami sebagai pelaku industri juga butuh dukungan pemerintah, salah satunya melalui Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, untuk beranjak from local to global player," tutur Jenahara Nasution.
Target pasar SUQMA adalah para hijabers juga ibu-ibu muda. Namun tidak menutup kemungkinan orang yang lebih dewasa juga bisa membeli koleksi tersebut karena konsepnya adalah padu padan. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, untuk hijab harga mulai Rp 50 ribu. Sedangkan untuk atasan sekitar Rp 250 ribu.