REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank DBS Indonesia membagikan tips menabung bagi para generasi milenials. Kesulitan menabung dianggap wajar bagi para generasi milenials.
Selain karena baru memulai bekerja dan gaji masih pas-pasan, juga ditambah kebutuhan memenuhi gaya hidup supaya enggak ketinggalan zaman.
Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto, mengatakan kesalahan para minenial dalam pengelolaan keuangan dapat dimaklumi. Sebab, hal itu bukan sesuatu yang mudah bagi para milenials karena laporan lengkap transaksi rekening harus diakses melalui desktop atau cetak buku tabungan. Bagi para millenials yang biasa melakukan segala sesuatu melalui ponsel, lanjutnya, hal itu menjadi sangat menganggu.
"Tapi semua itu bisa diatasi dengan hadirnya cara baru beraktivitas perbankan berbasis digital seperti spending tracker berbasis virtual assistant dengan artificial intelligent bisa menjadi pilihan terbaik bagi para milenial dalam melakukan kegiatan perbankan," ucap Leo melalui siaran pers, Jumat (7/12).
Berdasarkan riset yang dilakukanGeorge Washington Global Financial Literacy Excellence Centerterhadap 5.500 millenials menunjukkan hanya 24 persen yang mengerti prinsip dasar keuangan. "Literasi keuangan memang tidak diajarkan di sekolah dan kampus jadi bukan bagian dari pendidikan keseharian kita. Sehingga ketika kita memasuki fase mulai membayar segala sesuatunya sendiri, kita tidak punya strategi yang tepat," kata Alexa von Tobel, pengarang buku Financially Fearless.
Berikut lima kesalahan yang sering dilakukan generasi millennials dalam mengelola keuangan: