Selasa 19 Dec 2017 18:11 WIB

Kudus Tuan Rumah Pertemuan Penyair Nusantara 2018

Sastrawan Indonesia, Ahmadun Yosi Herfanda membacakan deklarasi Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X tahun 2017.
Foto: Dok PPN X
Sastrawan Indonesia, Ahmadun Yosi Herfanda membacakan deklarasi Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X tahun 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Akar puisi modern yang tumbuh di negara-negara Melayu serumpun dinilai masih perlu diperkuat.  Karena itu, "Tradisi Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) perlu diteruskan guna memperkuat akar puisi Melayu modern."

Demikian salah satu keputusan musyawarah PPN X yang diadakan di Taman Budaya Banten, Sabtu (16/12).  PPN X berlangsung sejak 15 hingga 17 Desember 2017.

Rilis Panitia PPN X yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/12) menyebutkan, Musyawarah PPN X yang dipimping oleh Ketua DKB H Chavchay Syaefullah itu juga memutuskan, tradisi PPN sangat penting sebagai forum untuk bertemu guna saling memberikan informasi perkembangan perpuisian Nusantara di masing-masing negara serumpun.

Selain itu,  hasil musyawarah PPN X yang dibacakan oleh wakil Indonesia Ahmadun Yosi Herfanda itu menyebutkan Kudus (Provinsi Jawa Tengah) sebagai tuan rumah PPN XI tahun 2018 dan Malaysia sebagai Tuan rumah PPN XII tahun 2019.

Rekomendasi

Musyawarah PPN X yang diikuti wakil Malaysia Moh Saleeh Rahamad, wakil Singapura Djamal Tukimin, wakil Thailand Mahroso Doloh, wakil Brunei Djefri Arif,  wakil Indonesia Ahmadun YH, wakil tuan rumah PPN XI Djumari HS, wakil tuan rumah PPN XII Shamsuddin Othman, dan wakil kurator Sulaiman Djaya,  itu juga menghasilkan rekomendasi dan deklarasi perdamaian.

Direkomendasikan agar Panitia PPN XI dan PPN XII menerbitkan kumpulan puisi yang berisi karya seluruh peserta. Dalam penerbitan ini, dilakukan kurasi terhadap karya oleh kurator PPN XI tahun 2018 dan kurator PPN XII tahun 2019.

Juga direkomendasikan, untuk terselenggaranya PPN XI di Kudus (Jawa Tengah) dan PPN XII di Malaysia diharapkan panitia dan peserta mampu menjalin kerja sama pendanaan dengan lembaga pemerintah dan swasta.  "Juga diusulkan adanya Anugerah Penyair Nusantara," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement