REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial merupakan platform interaktif yang kini semakin akrab dengan keseharian masyarakat modern. Segala informasi bisa bergulir di media sosial mulai dari keluhan personal dan isu-isu seperti seni, budaya, hingga politik. Sebagai pengguna media sosial, siapapun hendaknya bijak dalam mengelola akunnya.
Pengamat media sosial Nukman Luthfie menerangkan bagaimana etika agar pengguna bijak memanfaatkan media sosial. "Semua etika yang berlaku di dunia nyata juga berlaku sebagai etika di dunia maya. Tidak ada bedanya," kata Nukman.
Oleh karena itu, segala ujaran kebecian, olok-olok, atau saling mengejek satu sama lain juga sejatinya tidak layak dilakukan di dunia maya. "Walaupun di dunia maya tidak bertatap muka langsung tapi etika yang dipegang tetap sama," tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh konsultan komunikasi Michelle Ciantar. Dalam ulasannya yang dimuat di laman Thrive Global, Ciantar menyebut segala yang dilakukan warganet di dunia maya merefleksikan kepribadiannya di dunia nyata.
"Semua tautan, foto, atau video yang anda posting secara langsung merupakan bentuk refleksi diri. Memposting jejak dan foto-foto sembrono tanpa berfikir lebih dulu bisa merusak reputasi anda," tulisnya dalam ulasan yang berjudul 5 Ways to Improve Your Social Media Etiquette.
Ia mengingatkan pentingnya berpikir matang sebelum mendiskusikan isu-isu yang mungkin memancing perdebatan negatif atau ofensif. "Kita hidup di komunitas global dengan berbagai penganut kepercayaan, nilai-nilai sistem, dan pandangan politik. Satu komentar bisa mengundang salah paham dan dengan mudah menyerang seseorang atau golongan lain," ungkapnya.
Ciantar menganjurkan agar media sosial sebaiknya diisi dengan konten-konten yang menghibur, mendidik, atau mengarahkan audiens ke pandangan yang tidak merusak reputasi pengguna.