Kamis 01 Feb 2018 06:02 WIB

Bisa Dimakan, Kulit Pisang Ini Kaya akan Vitamin

Pisang Mongee merupakan varietas yang dikembangkan ilmuwan Jepang.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Indira Rezkisari
Buah pisang.
Foto: Reuters
Buah pisang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat mengonsumsi buah pisang, umumnya yang dimakan adalah bagian daging sementara bagian kulit langsung dibuang. Kini ada buah pisang yang kulitnya bisa ikut dimakan bersama daging buah yaitu pisang Mongee.

Bisa dimakan, kulit pisang Mongee bebas pestisida dan kaya akan vitamin. Dari segi fisik, pisang ini memiliki bentuk seperti pisang pada umumnya namun memiliki kulit berwarna hijau dengan tekstur seperti yang terdapat pada daun pisang.

Sejatinya pisang Mongee tidak terbentuk secara genetik. Pisang ini diciptakan oleh para ilmuwan dari Jepang dengan cara menanam pohon pisang biasa di bawah suhu standar atau sekitar minus 75 derajat. Setelah beberapa lama, pohon pisang kemudian dipindahkan untuk ditanam kembali ke lokasi baru.

Selain mengandung potassium, dilansir Travel and Leisure, pisang Mongee kaya akan vitamin B6 dan magnesium. Normalnya, pisang akan sulit tumbuh tanpa penggunaan pestisida. Namun di Okinawa, Jepang, ilmuwan mencoba menanam pisang di lokasi dengan suhu tertentu yang tidak mengundang kehadiran hama dari hewan tropis.  

Untuk saat ini, sebanyak 10 pisang Mongee baru bisa didapatkan di salah satu pusat perbelanjaan Jepang, Tenmaya Okayama. Karena jumlahnya yang masih langka, pisang ini dijual dengan harga 5,75 dolar AS atau sekitar 75 ribu rupiah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement