REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis novel-novel best seller, Tere Liye, telah kembali. Ia akan menerbitkan kembali karya-karyanya. Demikian diungkapkan Tere Liye melalui Fanpage-nya di Facebook, 31 Januari lalu.
“Yuhuuu...Pengumuman, Pengumumaaaannn... ! Novel PERGI, terbit April 2018. Komet, terbit Juni 2018,” tulis Tere Liye.
“Dan 28 buku Tere Liye lainnya akan kembali dicetak ulang, dijual lagi di toko-toko buku seluruh Indonesia mulai Februari 2018,” lanjutnya.
Sebelumnya, terhitung sejak 1 Juli hingga 31 Desember 2017 lalu, Tere memutuskan untuk berhenti menerbitkan buku. Hal itu disampaikannya karena ‘kekecewaan’ Tere terhadap sistem perpajakan di Tanah Air yang dianggapnya tidak berpihak kepada penulis, bahkan terkesan merugikan penulis.
Karuan saja, hal itu sempat membuat heboh para penggemar Tere Liye, dan juga para penulis lainnya. Bahkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani pun harus turun tangan untuk menanggapi keluhan Tere Liye, saat itu. Menkeu Sri Mulyani mengakui bahwa apa yang disampaikan Tere Liye mengenai tingginya pajak untuk penulis sangat kelewatan.
“Saya merasa apa yang disampaikan Tere Liye memang ada benarnya. Namun, saya tidak bisa dengan serta merta mengubah UU yang mengatur soal pajak. Sebab, masih ada tiga UU pajak yang saling berkaitan, dan itu harus dibahas dan diputuskan oleh anggota dewan (DPR, red),” ujar Sri Mulyani saat jumpa pegiat seni dan penulis di kantor Ditjen Pajak, Kementerian Keuangan, beberapa waktu lalu.
Namun, terhitung per 31 Januari 2018, setelah hampir tujuh bulan vakum menerbitkan buku, Tere Liye kembali lagi. Apa alasannya? “Daripada kelamaan nunggu pemerintah ikutan peduli soal literasi dalam langkah konkret, penerbit dan penulis mencoba mencari alternatif lain,” ujar Tere.
Ada 28 novel yang sudah diterbitkan Tere Liye sepanjang karier kepenulisannya sejak tahun 2007 hingga sekarang. Mulai dari Hafalan Shalat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Pulang, Rindu, Hujan, Bulan, Sunset Bersama Rosie, hingga Tentang Kamu. Sebanyak 15 buku Tere Liye diterbitkan Republika Penerbit, dan 11 di Gramedia Pustaka Utama.
Direktur Republika Penerbit Arys Hilman Nugraha menyambut gembira kembalinya Tere Liye ini. “Kembalinya Tere Liye ke dunia perbukuan adalah kabar baik yang dinanti-nantikan. Dunia literasi memerlukan sosok penulis bervisi dan penuh energi seperti dia. Apalagi kembalinya Tere dibarengi semangat untuk menyemai bibit-bibit penulis baru, terutama di sekolah-sekolah di luar Jawa,” ujar Arys.
Arys yang juga direktur operasional Republika menambahkan, Republika Penerbit dengan senang hati akan ikut dalam gerakan literasi Tere tersebut. “Semoga ekosistem perbukuan di negeri ini semakin sehat dan memberikan sumbangsih bagi kebesaran bangsa,” ujarnya.