Rabu 07 Feb 2018 13:59 WIB

Ini Alasan Putri Kerajaan Jepang Menunda Pernikahannya

Putri Mako meminta maaf karena sudah menyebabkan keributan.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Putri Mako (kanan) memandang tunangannya Kei Komuro.
Foto: AP
Putri Mako (kanan) memandang tunangannya Kei Komuro.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Putri Kerajaan Jepang, Putri Mako, terpaksa harus menunda rencana pernikahannya. Pernikahan yang sedianya akan dilangsungkan pada November tahun ini akhirnya diundur setidaknya hingga tahun 2020. Alasan yang diungkapkan pun cukup unik. Penundaan itu terjadi lantaran ia dinilai belum cukup dewasa.

Tahun ini, Putri Mako berusia 26 tahun. Mako adalah anak tertua dari Pangeran Akishino sekaligus cucu dari Kaisar Akihito. Ia rencananya akan menikah dengan Kei Komuro yang merupakan teman sekampusnya. Calon suaminya tersebut bekerja di firma hukum dan berasal dari rakyat biasa.

"Penundaan ini karena kami masih belum cukup dewasa dan sebenanrnya ini adalah hal yang disesalkan," demikian pernyataan pasangan tersebut dilansir dari People. "Aku akan memikirkan tentang pernikahan lebih dalam dan konkrit. Penundaan ini memberi lebih banyak waktu untuk mempersiapkan pernikahan dan kehidupan setelah menikah," ujar Mako.

Musim semi tahun lalu, Mako membuat pernyataan mengejutkan bahwa dirinya siap melepas status kerajaannya karena menikah dengan warga biasa. Selain karena alasan kedewasaan, penundaan pernikahan juga dikarenakan Kaisar Akihito yang berencana lengser dari tahtanya pada April 2019.

Mako mengatakan saat ini kondisi kerajaan sedang disibukkan dengan banyak hal. Sehingga, butuh lebih banyak waktu untuk merencanakan masa depan bersama calon suaminya. "Kami benar-benar meminta maaf telah menyebabkan keributan dan membebani mereka yang telah mendukung kami," imbuhnya.

Dua sejoli ini bertemu enam tahun lalu dalam sebuah acara kampus yang diadakan di sebuah restoran di Shibuya. Keduanya merupakan mahasiswa di International Christian University di Tokyo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement