Rabu 14 Feb 2018 11:00 WIB

Kesalahan Daur Ulang yang Sering Dilakukan

Tidak mengetahui apa yang bisa didaur ulang dan tidak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kemasan daur ulang. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Kemasan daur ulang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  NORWICH -- Menjaga lingkungan tidak cukup sekadar niat, tetapi harus dibarengi cara benar dalam pelaksanaannya. Sayangnya, menurut survei terkini, masih banyak orang yang melakukan kesalahan saat melakukan daur ulang.

Survei yang dilakukan Anglian Home Improvements mengungkap, 90 persen masyarakat Inggris telah secara aktif melakukan daur ulang. Namun, 70 persen dari mereka yang sangat ingin melindungi planet itu tidak tahu apa yang bisa dan tidak bisa didaur ulang.

Sekitar 67 persen mengerti aturan dasarnya, seperti bahwa kaleng aluminium, botol beling, dan kotak kardus bisa didaur ulang. Tetapi masih ada 27 persen salah mengira bahwa kotak piza yang kotor, kemasan cokelat batangan, dan bungkus keripik bisa didaur ulang.

Selama periode antara 2012 sampai 2016, terdapat peningkatan jumlah barang yang gagal didaur ulang sebanyak 84 persen. Pada 2016, yayasan amal WRAP menjumpai bahwa rumah tangga Inggris membuang barang yang sebenarnya masih bisa digunakan rata-rata sebanyak 407 kilogram.

Julian Kirby, kampanye limbah di organisasi internasional Friends of the Earth, mengatakan limbah makanan dan kemasannya adalah salah satu sampah terbanyak. Ia menyarankan siapapun yang peduli lingkungan mencermati apa yang dimakan serta sampah dan limbah yang dihasilkan.

Konsumen disarankan sebisa mungkin tidak membeli makanan dengan perangkat makan dan minuman sekali pakai yang akan menumpuk limbah. Apalagi, jika kemasan makanan dan minuman yang dikonsumsi dilapisi plastik dan tidak bisa didaur ulang.

Kesalahan daur ulang lain yang biasa dilakukan adalah meletakkan sampah makanan organik ke tempat sampah. Jika Anda memiliki lahan kosong atau sedikit tanah petak di kebun, Kirby menyarankan untuk menimbun sampah organik tersebut dan menjadikannya kompos.

"Cangkang telur atau sisa buah dan sayuran tidak perlu digabungkan dengan sampah biasa, semuanya kaya mineral yang dapat membantu menyuburkan tanah," ungkap Kirby, dikutip dari laman Refinery29.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement