REPUBLIKA.CO.ID, Label Levi Strauss memperkenalkan teknik digitalisasi dengan laser untuk menciptakan desain jeans sebagai pengganti tenaga kerja manual. Disebut dengan nama Project FLX (Future Led Execution), teknik ini akan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mengurangi kerja manusia dalam memproduksi jeans.
Dilansir dari The Verge, Senin (5/3), Project FLX dapat mengurangi waktu produksi secara signifikan. Sebab, dari 18 sampai 24 langkah pembuatan jeans akan terpangkas menjadi tiga saja.
Wakil Direktur Levi, Bart Sight, mengatakan, langkah pertama yang dilakukan dalam proyek ini adalah memotret jeans yang kemudian akan digambarkan dengan laser. "Jadi, yang biasanya membutuhkan waktu delapan sampai 12 menit, kami dapat eksekusi 90 detik dengan laser," ucapnya.
Laser menggunakan inframerah untuk merancang goresan ringan ke lapisan permukaan jeans. Nantinya, laser ini menciptakan garis yang memudar.
Selain efisien dari segi waktu produksi dan tenaga kerja, proyek ini menjadi bagian dari komitmen Levi terhadap lingkungan. Perusahaan telah berkomitmen tidak menggunakan bahan kimia sama sekali pada 2020. Dengan Project FLX, ribuan bahan kimia akan berkurang sampai ke beberapa lusin selama proses penyelesaian menggunakan laser.
Ini bukan pertama kali laser digunakan untuk merancang pakaian. Pada tahun lalu, Adidas membiarkan pembeli merancang sweater mereka sendiri dengan menggunakan laser body scan dan sensor cahaya di Berlin, Jerman. Perancang lain juga pernah menggunakan laser untuk membuat perhiasan.