Senin 02 Apr 2018 19:45 WIB

Belajar Memahami Seni Lebih Jauh

Seni akan diartikan berbeda bila penikmatnya berbeda.

Rep: MGROL 103/ Red: Indira Rezkisari
Karya seni berjudul 'Refresh, Sacrifice, New Hygiene, Infection, Clean, Robot, Air, Housekeeping, www.agentbong.com, Cigarette, Dyson, Modern People' oleh seniman Taiwan Chou Yu-Cheng dipajang di Art Basel, Hong Kong.
Foto: EPA
Karya seni berjudul 'Refresh, Sacrifice, New Hygiene, Infection, Clean, Robot, Air, Housekeeping, www.agentbong.com, Cigarette, Dyson, Modern People' oleh seniman Taiwan Chou Yu-Cheng dipajang di Art Basel, Hong Kong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seni bukan kata baru di masyarakat. Seni sendiri memiliki banyak bentuk, seperti seni rupa, seni musik, seni fotografi, seni tari dan lain sebagainya. Namun tak banyak yang memahami maksud dari sebuah karya seni.

Alexander Thian yang lebih dikenal dengan social media influencer pun berusaha memahami seni itu sendiri. Baginya, seni merupakan hal yang bersifat pribadi, lebih kepada personal dari masing-masing seniman dan orang lain yang mungkin bisa merasakannya.

“Seni itu berbicara di level personal seorang. Seni bisa menggerakkan pikiran dan hati manusia, melakukan hal-hal yang nggak masuk akal. Contohnya lukisan Lucio Fontana, dengan kanvas merah yang diberi lima baris sayatan menggunakan katana itu ternyata laku terjual 164 juta dolar,” ujarnya, Senin (2/4).

Selain  itu seni akan diartikan berbeda pula dari penikmatnya. “Mungkin pembeli melihat di masa depan, ini adalah investasi, atau dapat juga masalah gengsi, mampu atau nggak,” tambahnya.

Sebagai seorang yang telah menulis buku, Alexander mengaku bahwa suatu karya itu dapat terinspirasi dari mana pun. “Misalnya, lukisan dari artis asal Korea Selatan, bagaimana dia membuat portret Einstein dengan menggabungkan antara alumunium dengan cat minyak. Sehingga karyanya itu nggak cuma sekedar lukisan saja tapi juga jadi bentuk tiga dimensi yang mirip,” jelasnya.

Meskipun inspirasi bisa didapat dari manapun, yang terpenting adalah motivasi di dalam diri sendiri untuk dapat menyelesaikan suatu karya seni. “Motivasi harus diperbaiki, tanya juga ke diri sendiri maunya apa? Kalau untuk aku pribadi, ketika membuat karya itu adalah untuk menyenangkan diri sendiri. Gue ingin tahu bagaimana rasanya kalau karyanya selesai. Karena membuat suatu karya itu seperti menyalurkan kegelisahan, kesedihan, dan begitu selesai semua plong.”

Sama halnya dengan kutipan ‘bad for your heart, good for your art’, seni merupakan apa yang sedang dirasakan pelaku seni. “Aku sendiri merasakan ketika aku lagi sedih, marah atau gelisah, saat menjadi karya malah karyanya menjadi lebih berbicara ketimbang saat sedang biasa aja walaupun mengerahkan segala kemampuan.”

Karena seni adalah apa yang tertuang dari hati senimannya, perlu bagi siapapun untuk tahu seperti apa latar kehidupan seniman tersebut. “Mengenali latar belakang seniman, seniman apapun ya, karena ketika kamu mengenali latar belakangnya, kepribadian orangnya, kamu bisa lebih paham. Karena apa yang tertuang biasanya merepresentasikan sebagian dari diri seniman itu sendiri,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement