REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tumbuh di era teknologi yang berkembang dengan pesat, menyebabkan para milenial lebih cepat mengetahui dan menyerap informasi melalui internet. Informasi ini tentu mempengaruhi keinginan untuk dapat memiliki, mencoba atau merasakan hal-hal yang serupa, sesuai dengan informasi yang didapatkan.
Pengalaman digital itu berefek menjadikan para milenial menjadi lebih konsumtif daripada generasi sebelumnya. Contohnya, ketika barang baru diluncurkan generasi milenial cepat memperoleh informasi terkait barang baru. Otomatis rasa ingin memiliki muncul.
Atau ketika suatu tren datang berbondong-bondong. Para milenial langsung ingin mengikutinya.
Keinginan konsumtif tersebut namun tidak melulu dipengaruhi faktor teknologi. Ada faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi milenial dalam berperilaku konsumtif.
Mungkin teknologi mempengaruhi untuk mengetahui informasi terbaru, namun teman sepermainan ataupun orang-orang di sekitar juga turut mempengaruhi. Ketika seseorang di dalam suatu lingkup sosial membeli suatu barang tertentu di situs tertentu, akan mendorong orang lain sesama anggota untuk membeli barang yang sama di situs yang sama pula.
“Satu orang ada yang belanja di suatu situs pasti akan menyebarkan ke teman yang lain. Lalu yang lain juga akan ikut membeli di situs tersebut,” jelas Ben Soebiakto, pengamat gaya hidup digital.
Hidup di era dunia digital dijelaskannya membuat manusia menghabiskan waktu memperhatikan keseharian orang lain di dunia maya. Faktor itu akan memicu keinginan untuk menjadi seperti orang yang sering diamati. Sosok influencer atau sosok yang mempengaruhi bisa juga menjadikan milenial lebih konsumtif.
“Saat ini setiap hari kita melihat hidup orang lain, dia pakai apa, cara pakainya gimana, beli di mana, pergi ke mana. Lalu menyebabkan kita untuk ikut memiliki hal-hal yang sama seperti orang itu, Seperti ikut membeli baju yang sama atau juga pergi ke tempat yang sama” kata Ben.