Senin 11 Jun 2018 06:20 WIB

Bermaafan Jangan Hanya Saat Idul Fitri

Meminta maaf bisa dilakukan setiap baru saja melakukan kesalahan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Saling memaafkan saat lebaran (ilustrasi).
Foto: Republika/Amin madani
Saling memaafkan saat lebaran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bermaafan sudah menjadi tradisi setiap Lebaran atau Idul Fitri di Indonesia. Pada hari tersebut masing masing mencoba melupakan kesalahan-kesalahan di masa lalu dan menjalani kehidupan dengan hati lebih ikhlas. 

Psikolog klinis dari Personality Development Center Firman Ramdhani belum lama ini mengatakan, bermaafan pada dasarnya memiliki dampak positif. Karenanya, saling memaafkan tidak melulu hanya dilakukan saat momen Lebaran saja.

Sebisa mungkin, meminta maaf justru harus dilakukan begitu melakukan kesalahan. Begitu juga sebaiknya langsung memaafkan begitu ada yang meminta maaf.

Ia tidak menampik, bagi sebagian orang, memaafkan mungkin masih menjadi hal sulit. Tidak sedikit yang menganggapnya hanya ritual semata. 

Padahal dengan bersungguh-sungguh bisa melatih pola pikir ikhlas dan berujung pada emosi yang lebih stabil . Seseorang bisa lebih menjalani hari-hari dengan lebih baik, bisa makin produktif, fokus pekerjaan, karier, edukasi, atau sekolahnya.

Sementara itu Psikolog Ayoe Soetomo mengatakan maaf memaafkan jangan dijadikan sekadar formalitas, misalnya saat Lebaran. Menurutnya perasaan tidak tulus hati itu justru merugikan.

Jika tidak bisa dilepaskan, diikhlaskan, rasa itu lambat laun berpengaruh pada keseharian seseorang. Memendam amarah bisa menjadi energi negatif yang bahkan bisa sampai mengganggu kesehatan. "Kita perlu menyadari bahwa maaf bisa membawa manfaat, semakin kita mampu melepaskan, tidak dendam, tidak marah sebetulnya manfaatnya adalah untuk diri kita," kata Ayoe kepada Republika.co.id baru baru ini.

Ayoe memandang bahwa dengan menerima, mengkihlaskan maupun merelakan sesuatu, hingga memberi ampunan terkait peristiwa yang kurang berkenan untuk seseorang maka akan berdampak positif bagi pribadi seseorang. "Bagaimana kita memandang hidup, berperilaku dalam keseharian juga tentunya akan jauh lebih baik," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement