REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Dalam rangka mengapresiasi kinerja Polri dalam memberantas terorisme dan radikalisme, Bank BJB menggelar nonton bareng (nobar) film ‘22 Menit’ di CGV Paskal 23 Mall, Bandung, Kamis (19/7). Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk jalinan kerja sama antara Bank BJB dan Polda Jabar.
Melalui ajang nobar, Bank BJB kembali melakukan sinergi dalam bentuk promosi pada gelaran tayangan film ‘22 Menit’ yang mengedukasi masyarakat. Nobar tersebut bertepatan dengan launching resmi film ‘22 Menit’ di Bandung.
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, selama ini Bank BJB mendukung dan mengapresiasi Polri dalam memberantas terorisme dan radikalisme di Indonesia. Melalui acara ini, Bank BJB juga hendak membangun kesadaran masyarakat, dimulai dari internal (karyawan Bank BJB) agar bersama-sama dengan penegak hukum dalam memberantas segala bentuk terorisme.
Selain dukungan kepada Polri, acara nobar itu merupakan bentuk dukungan aktif Bank BJB terhadap industri film di Tanah Air. Sejak beberapa tahun belakangan, papar Irfan, Bank BJB kerap menyelenggarakan acara nobar atas film karya anak bangsa, melalui program bjb Widescreen.
Irfan menegaskan, Bank BJB sebagai lembaga perbankan selalu peduli dan turut andil terhadap karya anak bangsa. Di antaranya film AADC 2, Warkop DKI Reborn, Kartini, The Nekad Traveller, Seteru dan lainnya.
‘’Kita sudah lama mendukung industri film Tanah Air melalui program bjb Widescreen,” ujar Irfan, di Bandung, Kamis (19/7). Irfan menjelaskan, Film ’22 Menit’ sangat baik untuk mengedukasikan upaya pemberantasan aksi terorisme dengan menampilkan aksi-aksi heroik aparat kepolisian.
Ade Aindraswari, salah seorang karyawati Bank BJB yang mengikuti nobar, mengatakan, polisi yang secara profesional berhasil memukul mundur para teroris, sehingga menimbulkan rasa aman bagi masyarakat. Tagar #kamitidaktakutteroris, tegas dia, merupakan sikap bangsa dalam menghadapi ancaman teroris.
Film ‘22 Menit’ yang disutradarai Eugene Panji dan Myrna Paramita dari Buttonijo Film itu, terinspirasi dari kisah nyata polisi dalam menangani aksi teror yang terjadi pada Januari 2016, di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat.
Meski inspirasinya diambil dari kisah nyata, Eugene menegaskan bahwa ‘22 Menit’ tidak dimaksudkan sebagai dokumentasi dari kejadian tersebut. Pasalnya, film ini juga dibumbui sedikit jalan cerita agar lebih menarik bagi masyarakat.