REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren berhijab kini semakin mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Video-video tutorial berhijab pun sangat mudah dicari karena banyak berserakan di YouTube. Menurut data yang dirilis Google, hingga saat ini ada sekitar 500 ribu konten di platform YouTube yang berhubungan dengan hijab.
Dengan ketatnya persaingan tersebut, bagaimana kiat para content creator agar senantiasa memenangkan hati penonton? Menurut pengalaman YouTuber Kiara Leswara, saat memutuskan untuk membuat konten ia terlebih dahulu mengetahui apa gaya fesyen hijab yang diminatinya.
"Kalau tidak punya aliran tertentu atau tidak punya suatu style yang khas, akan susah menarik penonton. Jadi pertama harus punya style yang mencerminkan aku. Aku sendiri punya gaya yang chic and simple," ungkapnya kepada Republika baru-baru ini.
Dengan memiliki ciri khas, pembuatan konten di masa depan menjadi terarah. Namun, meskipun seorang content creator punya satu gaya bukan berarti hal itu jadi membosankan. Bagi Kiara, seorang content creator harus terus mencari inspirasi dari manapun dan mengekspresikan hal tersebut.
"Misalnya baru melihat alam, dan terpikir akan bagus nih kalau kita pakai warna-warna yang hangat. Bisa kita aplikasikan di fashion, lalu difoto dan diunggah untuk menyebar inspirasi," imbuh wanita yang salurannya punya 228 ribu subscriber ini.
Pendapat senada diungkapkan oleh Harfrida Vindy Agustie. Pemilik saluran Ini Vindy di YouTube tersebut menilai setiap content creator punya ciri khas masing-masing. Sebagai ciri khas, wanita yang menetap di Malang tersebut memilih pendekatan logat bahasa Jawa sebagai gimmick.
Menurut Vindy pendekatan semacam itu membuat subscriber merasa dirinya sedang mengobrol dengan teman sendiri. "Tidak ada jarak di antara kita," ungkapnya. Biasanya Vindy membuat konten video seputar tutorial make-up karakter dan hijab yang unik. "Sebagai variasi konten supaya penonton tidak bosan," jelas Vindy.