REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima tahun lalu, perawatan wajah tradisional seperti ditusuk atau dijepit menjadi perawatan kecantikan favorit perempuan Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan ZAP Beauty Index terhadap 17.889 responden, sekitar 62 persen diantaranya mengaku menjalani facial tradisional.
Jumlah ini berbanding terbalik dengan kondisi saat ini dimana hampir 43 persen wanita mengaku menjalani laser wajah. "Persentase ini sudah lebih tinggi dari yang masih melakukan perawatan tradisional," kata CEO dan pendiri klinik kecantikan ZAP, Fadly Shahab, beberapa waktu lalu.
Dalam hal biaya, perempuan generasi milenial rata-rata menganggarkan pengeluaran Rp 1 juta hingga Rp 3 juta per bulan untuk perawatan kecantikan. Sedangkan untuk pembelian produk kecantikan mereka rela merogoh kocek mulai Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.
Sementara mereka yang masuk ke dalam generasi X (35 tahun ke atas), anggaran untuk membeli produk kecantikan bertambah hingga tiga kali lipat. Sebelum membeli produk atau merawat diri ke klinik kecantikan, biasanya perempuan terlebih dahulu mencari ulasan.
Fadly menjelaskan sebanyak 73 persen perempuan nyaman mencari ulasan di internet. Kemudian diikuti pencarian di media sosial diantaranya Instagram sebanyak 55 persen dan Youtube 41 persen.
Selain itu, beauty blogger juga berperan besar dalam menyediakan informasi kepada konsumen. Fadly menambahkan sebanyak 41 persen perempuan lebih percaya pada beauty blogger dari pada teman sendiri. Menariknya, saat membeli produk kecantikan saran dari teman lebih berpengaruh ketimbang ulasan dari beauty blogger.