REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perencanaan yang matang menjadi salah satu kunci lancarnya acara pernikahan. Namun, minimnya pengalaman dan referensi seringkali membuat pasangan calon pengantin gugup hingga tidak jarang salah langkah dalam mempersiapkan acara pernikahan.
Menurut Manager Marketing The Bride Dept, Putri Arinda, memulai persiapan pernikahan itu pada dasarnya bervariasi tergantung domisili. Di kota-kota besar seperti Jakarta, persiapan sudah dimulai satu tahun sebelumnya. Sedangkan di daerah, waktu enam bulan cukup untuk mempersiapkan pernikahan.
"Memang di Jakarta pernikahan itu sudah kayak kompetisi. Kalau dulu mungkin hanya gedung saja yang harus dipersiapkan setahun sebelumnya, sekarang make up artist pun booking-nya sudah setahun sebelum juga karena jumlahnya sedikit jadi pada rebutan," kata Putri dalam acara peluncuran buku The Ultimate Wedding Guide, di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Dalam merencanakan pernikahan, Putri mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tanggal terlebih dahulu. Apabila waktu pelaksanaan telah ditetapkan, akan lebih mudah untuk menemukan lokasi atau gedung yang akan dipakai. Terutama bagi yang memilih tanggal-tanggal cantik, pemesanan gedung biasanya sangat ramai dan padat.
"Karena Indonesia mayoritas Islam, banyak yang memilih setelah Idul Fitri, bulan-bulan setelah itu juga perlu diantisipasi," tambah Putri.
Kemudian, selain menentukan tanggal, langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu menentukan jumlah undangan. Jumlah undangan ini sangat penting karena akan berpengaruh pada beberapa komponen, terutama besaran anggaran yang akan dikeluarkan. Komponen yang paling banyak menyerap dana adalah katering.
Setelah dua hal itu ditentukan, barulah persiapan yang bersifat teknikal bisa dimulai seperti mencari vendor wedding organizer, vendor katering, hingga mempersiapkan berkas administrasi. Putri melihat, persiapan administrasi sekarang semakin rumit ditambah dengan adanya syarat cek kesehatan.
Sedangkan untuk dekorasi, para calon pengantin yang memiliki keinginan tertentu dalam hal tema namun tidak memiliki dana yang memungkinkan, Putri menyarankan untuk menerapkan dekor do it yourself atau DIY. Saat ini, sudah banyak situs di internet yang menyediakan referensi soal pernikahan seperti membuat dekorasi.
Atau bisa juga menggunakan jasa dekorasi yang biasa menangani pesta ukuran kecil. "Mencari vendor dekorasi itu harus pintar dan sesuai kebutuhan. Tidak perlu takut juga untuk berkreasi," tutur Putri.
Sementara itu dalam hal anggaran, Caroline Muliawan dari Dana Nikah menganjurkan sebaiknya calon pengantin sudah mulai menabung, setidaknya satu tahun sebelum acara pernikahan. Dalam satu tahun, kedua calon pengantin bisa menyisihkan uang sebanyak 30 persen dari gaji setiap bulannya.
"Buat satu rekening yang diisi oleh berdua. Di rekening yang sma juga dimasukkan dana cadangan yang diambil sekitar 5-10 persen dari penghasilan setiap bulan," kata Caroline.
Jika anggaran keseluruhan sudah diketahui, kedua calon pengantin bisa mulai merencanakan dana yang akan dikeluarkan untuk setiap pos. Misal untuk biaya gedung, alokasikan dana sebanyak 35 persen dari anggaran dan busana 10 persen. Alokasikan dana sesuai kebutuhan atau prioritas.
Untuk menghindari pembengkakan dana, sisihkan lima persen sebagai dana darurat. Jika persiapan anggaran pernikahan sudah dimulai sejak jauh-jauh hari seperti tiga sampai empat tahun sebelumnya, uang yang disisihkan cukup lima sampai 10 persen dari gaji setiap bulannya.