REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan (APPBI) Bekasi, Jawa Barat, mencatat adanya kenaikan tren berbelanja masyarakat di wilayah setempat menjelang tahun baru 2019.
"Pada November dan Desember ini trennya mengalami kenaikan sekitar 10-35 persen, khususnya pada sejumlah mal yang mengusung konsep 'one stop shopping'," kata Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI) Bekasi, Djaelani, Senin (3/12).
Menurut dia, konsumen yang berbelanja pada periode tersebut adalah mereka yang berasal dari kalangan menangah ke atas dengan usia produktif. Biasanya, konsumen tersebut memperoleh pendapatan lebih dari tempat kerjanya menjelang akhir tahun serta dipengaruhi pola promosi produk yang semakin masif dan kreatif dari penyelenggara mal.
"Biasanya tawaran dari tenant mal, seperti 'buy one get one', diskon hingga 80 persen dan lain sebagainya," katanya.
Namun demikian Djaelani memastikan tren transaksi berbelanja saat ini mengalami penurunan dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang berkisar pada 40 persen dari situasi normal. "Kondisi ini dikarenakan tahun politik menjelang Pemilihan Presiden maupun Legislatif 2019. Banyak masyarakat yang memilih menahan uangnya hingga kondisi politik kembali normal," katanya.
Pada tahun politik saat ini, kata dia, sejumlah kebutuhan dasar masyarakat seperti harga bahan bakar minyak (BBM), isu rupiah yang melemah dari dari mata uang dolar dan lainnya. "Dari beberapa ahli, perekonomian Indonesia sampai pilpres selesai ada banyak masyarakat menahan uangnya di bank. Konsumen yang biasa berbelanja Rp 1 juta dalam sekali datang ke mal, dia mulai kurangi," katanya.
Tren itu nampak dari data lalu lintas parkir kendaraan serta transaksi perbelanjaan di wilayah Jabodetabek. "Perekonomian sekarang konsumen masih tahan uang, tidak hanya di Bekasi, tapi juga di semua mal, termasuk Jakarta dan Bogor. Kemarin saya dari Bogor, rata-rata tidak seperti tahun lalu bisa 40 persen peningkatan transaksinya. Tahun ini paling top 10-20 persen jika dilihat dari lalu lintas kendaraan dan pengunjung karena sistem parkir tidak bisa bohong," katanya.