Ahad 09 Dec 2018 18:38 WIB

Batik Jadi Primadona di Afrika Selatan

Bagi masyarakat Afrika, batik memiliki makna historis yang mendalam.

Nelson Mandela mengenakan batik saat diabadikan di  pada tahun 2005.  (EPA/Jon Hrusa)
Nelson Mandela mengenakan batik saat diabadikan di pada tahun 2005. (EPA/Jon Hrusa)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Batik Indonesia menjadi primadona dalam acara Diplomatic Fun Fair 2018 diadakan Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan. Acara ini digelar di Ditsong Pioneer Museum, Pretoria, Sabtu (8/12).

Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan mencakup Republik Botswana, Kerajaan Swaziland dan Kerajaan Lesotho, Salman Al-Faris mengatakan, bagi masyarakat Afrika Selatan, batik memiliki kesan dan makna historis yang sangat mendalam.

Selain itu, kegiatan itu merupakan ajang untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum mengenai dunia diplomasi dan sebagai sarana bagi perwakilan untuk mempromosikan negara melalui budaya dan kuliner.

Dikatakannya, batik dikenal oleh masyarakat Afrika Selatan dengan sebutan Madiba Shirt atau kemeja Madiba. Madiba merupakan panggilan akrab tokoh pejuang Apartheid, Nelson Mandela yang kerap mengenakan batik di berbagai kegiatan sehingga membuat batik semakin terkenal dan mendunia, khususnya di Afrika Selatan.

Lebih dari 200 orang pengunjung yang terdiri dari komunitas diplomatik, pengusaha, dan masyarakat umum di Pretoria, Afrika Selatan menyerbu stand Indonesia untuk berburu batik dan makanan tradisional Indonesia.

Selain itu, di stand Indonesia, pengunjung juga dapat merasakan cita rasa kopi asli Indonesia yang disajikan oleh Kantor ITPC Johannesburg. Selain batik, makanan Indonesia juga diminati pengunjung pameran tersebut. Sate ayam, mi goreng dan nasi goreng merupakan makanan Indonesia yang paling digemari pengunjung.

Dalam acara tersebut, pengunjung juga diperkenalkan dengan kue-kue tradisional Indonesia, seperti Klepon dan Onde-onde.

Banyak pengunjung yang mengatakan bahwa makanan Indonesia sangat lezat dan tertarik untuk mengunjungi Indonesia untuk mencoba lebih banyak makanan-makanan tradisional Indonesia yang beragam.

Diplomatic Fun Fair rutin diselenggarakan setiap tahunnya oleh Kemlu Afsel merupakan ajang untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum mengenai dunia diplomasi. Acara ini juga sebagai sarana bagi seluruh perwakilan di Afsel untuk memperkenalkan serta mempromosikan negara mereka melalui budaya dan kuliner.

Pada tahun ini, acara tersebut dihadiri sekitar 2.000 orang pengunjung dan terdapat 15 perwakilan negara-negara asing yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut, seperti Benin, Botswana, RRT, Kongo, Ghana, Indonesia, Jepang, Mali, Mauritius, Palestina, Portugal, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, dan Thailand.

Tema yang diangkat pada tahun ini adalah Honouring Madiba A global champion of human rights, peace and reconciliation untuk memperingati 100 tahun tokoh pejuang Afrika Selatan, Nelson Mandela.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement