REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sentra Timur Residence berencana meluncurkan kembali tower selanjutnya. Melihat sisa unit di tower terakhir yakni Sapphire hanya kurang dari 30 unit.
Sentra Timur Residence dikembangkan PT. Bakrie Pangripta Loka bersama Perum Perumnas. Sentra Timur Residence telah menawarkan hunian seharga Rp 400 jutaan.
Apartemen yang berlokasi di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur, ini berjarak singkat dengan pintu Tol Sentra Timur yang terhubung dengan Tol Jakarta Lingkar Luar (JORR) menuju arah Pondok Indah. Ada pula Tol Akses Tanjung Priok.
GM Sales Sentra Timur Residence, Ibah Djauhari mengatakan peluncuran tower baru akan berjalan sesuai agenda meskipun isu terkait politik cukup santer terdengar. Optimisme ini terbentuk lantaran pihaknya berkaca terhadap produk yang dimiliki, yang akan mudah diserap pasar kelas menengah.
"Kami berada di kawasan elite, di mana harga perumahan sekitar Sentra Timur Residence sekitar Rp 3 miliar sampai Rp 4 miliar. Harga apartemen kami bahkan hanya 1/10 dari harga rumah di sana," kata dia.
Dia mengatakan, dengan harga relatif murah untuk sekelas apartemen di Jakarta, penghuninya bisa menikmati akses mudah menuju Terminal Pulogebang dan Stasiun Cakung yang berada dalam radius 2 km.
"Dengan kelengkapan sarana dan prasarana sekitar, tiap unit apartemen punya peningkatan harga mulai dari 5 persen sampai 20 persen dalam setahun. Terkini, cicilan apartemennya bahkan hanya Rp 3 jutaan per bulan," kata GM Ibah Djauhari.
Jika dibandingkan dengan harga saat awal luncur tahun 2008, apartemen di Sentra Timur Residence kini sudah mencapai kenaikan hingga 300 persen . Sebab saat launching perdana, harganya masih dipasarkan Rp 90 jutaan.
"Artinya, dalam kurun waktu 10 tahun, pembeli pertama telah merasakan balik modal selama tiga kali. Ini terbilang luar biasa, apalagi untuk unit siap huni ada kepastian jaminan sewa dengan harga berkisar Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta," tambahnya.
Data Rumah.com Property Price Index menunjukkan harga properti nasional pada awal 2018 bergerak turun. Ini merupakan dinamika yang hampir selalu terjadi di awal tahun. Index pada kuartal I (Q1) 2018 tercatat sebesar 104,7 atau turun 0,83 persen secara quarter-on-quarter.
Pada Q2 2018, Index kembali menyentuh angka 105,9. Ini adalah Index tertinggi sejak 2015. Index kemudian bergerak naik sebesar 2,3 persen pada Q3 2018 (q-o-q) menjadi 108,3.
Secara year-on-year (y-o-y), Rumah.com Property Price Index secara nasional pada Q3 2018 mengalami kenaikan sebesar 4 persen. Pada periode yang sama tahun lalu, Index tercatat mengalami penurunan sebesar 1 persen (y-o-y).
Rumah.com Property Price Index DKI Jakarta kuartal ketiga 2018 berada pada angka 127,2 atau naik 3 persen secara tahunan. Meski demikian, pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 11 persen (y-o-y).
Perlambatan ini menjadi indikasi harga properti hunian di Ibu Kota mendekati titik jenuh. Daya beli pasar mayoritas berada pada kisaran menengah dan menengah bawah, dimana suplai justru lebih banyak tersedia di luar DKI Jakarta.