Selasa 25 Dec 2018 05:00 WIB

10 Perilaku Penumpang Kereta yang Dibenci Warga Jepang

Berada di kereta juga ada etiketnya.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
kereta api di sakai osaka  jepang1
Foto: maman sudiaman
kereta api di sakai osaka jepang1

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sebagian besar pekerja Jepang pergi ke kantor menggunakan kereta. Tentunya, ada sejumlah etiket menumpang kereta yang perlu dipatuhi sebagai penglaju. Hal yang dianggap biasa di negara lain bisa saja dianggap mengganggu bagi penumpang kereta di Jepang.

Asosiasi Kereta Swasta Jepang mengumpulkan informasi dari 2.686 responden yang pernah menggunakan jasa 72 perusahaan kereta. Dari survei itu, terdapat 10 perilaku di kereta yang dibenci dan membuat penumpang lain tak nyaman, dikutip dari laman Sora News 24.

Tidak disangka, pelanggaran etiket yang paling tidak disukai dan ada di peringkat satu adalah kesalahan meletakkan barang. Sebanyak 37,3 persen responden mengaku terganggu jika penumpang dengan tas ransel besar bersikeras memakainya di punggung atau malah meletakkan di lantai.

Pada posisi kedua, perilaku tidak disukai adalah terlalu gaduh. Hal ini disepakati 36,9 persen peserta survei. Mereka tidak menyukai penumpang yang berbincang dan bercanda dengan kawannya dengan suara keras atau menelepon di kereta sambil setengah berteriak.

Perilaku paling dibenci ketiga, yaitu duduk dengan cara yang tidak seharusnya (34,5 persen). Misalnya, penumpang yang duduk sambil merentangkan kaki ke depan atau mengambil ruang terlalu banyak dari yang dibutuhkan sehingga penumpang lain kesulitan duduk.

Hal keempat adalah perilaku kasar saat naik dan turun kereta serta menolak memberi jalan ketika pintu geser terbuka (34,3 persen). Memutar musik terlalu kencang di headphone sampai terdengar orang lain ada di posisi kelima (23,2 persen).

Sebanyak 21,5 persen responden membenci penumpang yang berjalan sambil mengakses ponsel. Alasannya, orang itu biasanya tidak fokus melangkah. Terkadang, jalannya terlalu pelan atau malah berhenti mendadak dan membuat orang di belakangnya berpotensi menabrak.

Pada peringkat tujuh sampai sembilan, antara lain mabuk di kereta (15,4 persen), berdandan di kereta (15,1 persen), dan meninggalkan sampah sembarangan (14,2 persen). Hal terakhir dalam daftar yaitu makan di kereta, yang dibenci oleh 10 persen responden.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement