Selasa 15 Jan 2019 15:38 WIB

Beijing Miliki Wahana Khusus Melampiaskan Emosi

Pengunjung bisa meluapkan emosinya dengan menghancurkan barang-barang di dalam ruang.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pelanggan 'Anger Room' Liu Chao, tengah menghancurkan botol-botol di  Beijing, China, Sabu (12/1).
Foto: Jason Lee/Reuters
Seorang pelanggan 'Anger Room' Liu Chao, tengah menghancurkan botol-botol di Beijing, China, Sabu (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebatang tongkat baseball tergenggam di tangan Qiu Siyu. Dia terlihat mengayunkan tongkat tersebut ke arah radio mobil. Sebelumnya ada dua temannya yang sudah menghancurkan telepon, pengeras suara, penanak nasi, dan manekin.

Demi bisa merusak aneka barang sesuka hati, setiap orang dikenai biaya 158 yuan Cina atau sekitar 23 dolar AS. Setelah membayar, setiap orang diizinkan memukul dan menghancurkan apa saja di ruang yang disebut 'anger room'.

Anger room atau ruang kemarahan terletak di Beijing. Pengunjung yang ingin memanfaatkan anger room wajib menggunakan pelindung tubuh agar tidak terluka. Sembari merusak barang-barang, staf anger room akan memutar musik sebagai latar suara.

photo
Tampak di layar pengunjung sedang memecahkan barang-barang di dalam anger room di Beijing, Cina. (foto: Reuters).

Qiu yang merupakan siswa SMA menuturkan alasannya memanfaatkan anger room adalah untuk melampiaskan kekesalan di sekolah. "Rasanya enak ketika aku menghancurkan botol dan melihatnya meledak," ungkapnya sambil tersenyum kepada New York Post.

Sejak bisnis ini dibuka pada September tahun lalu, pelanggan yang datang menghancurkan 15 ribu botol setiap bulan. Menurut co-founder anger room Smash, Jin Meng, layanan yang ia tawarkan tidak bermaksud mempromosikan kekerasan.

Smash dirancang untuk membantu orang melampiaskan tekanan hidupnya di kota seperti Beijing. Jin mengatakan target konsumen mereka adalah orang-orang berusia 20 sampai 35 tahun.

photo
Pengunjung berfoto dalam anger room di Beijing, Cina, Sabtu (12/1). (Foto: Reuters)

Bisnis sejenis juga terdapat di negara lain termasuk Amerika Serikat. Jin mengatakan setiap bulannya ada 600 orang berkunjung ke Smash. "Seorang wanita membawa foto-foto pernikahannya dan dia menghancurkan semua. Kami membebaskan pelanggan membawa barang-barang sendiri," jelas Jin.

"Setiap kali kami mendapati kasus seperti ini, mereka menguatkan keyakinan kami bahwa tempat ini membuat orang melepaskan energi negatif. Kami senang melihat itu," ungkapnya.

Pelanggan lain bernama Liu Chao mengaku lebih rileks dan senang setelah meluapkan emosinya di anger room. "Jika anda punya uang anda bisa menghancurkan  semuanya, televisi, komputer, furnitur, botol anggur, manekin. Tapi satu hal yang tidak bisa Anda lakukan adalah memukul orang lain," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement