REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah Anda makan plastik? Pertanyaannya mungkin terdengar lucu bagi, tetapi jawabannya adalah ya.
Dilansir di Boldsky, plastik ada di sekitar kita, ditemukan di air dan tanah lalu secara tidak langsung sampai ke makanan yang kita konsumsi. Produksi mikroplastik yang disengaja dan tidak disengaja menghasilkan akumulasi serat bahkan dalam debu.
Meskipun kita semua menyadari dampak lingkungan yang disebabkan banyaknya penggunaan plastik dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sekitar 80 persen populasi tidak menyadari mereka makan mikroplastik setiap hari.
Para peneliti dari Universitas Kedokteran Wina dan Badan Lingkungan Hidup Austria mendiskusikan konsumsi mikroplastik manusia dengan mengaitkannya dengan penelitian yang berfokus pada pemeriksaan sampel tinja individu selama periode waktu tertentu. Studi ini mengungkapkan mikroplastik telah menjadi bagian dari rantai manusia karena partikel polypropylene (PP), polyethene-terephthalate (PET) ditemukan dalam sampel tinja yang diteliti.
Serabut plastik kecil di laut disalahartikan oleh ikan sebagai makanan, lalu menghasilkan racun yang masuk ke dalam tubuh ikan. Sebuah penelitian yang dilakukan pada pemeriksaan kontaminasi mikroplastik pada bivalvia (sejenis moluska) di Cina mengungkapkan kerang dan tiram berisiko tinggi bila dibandingkan dengan makhluk laut lainnya.
Makanan laut yang digunakan untuk konsumsi manusia memiliki sekitar 0,36 hingga 0,47 partikel mikroplastik per gram. Studi mengungkapkan dampak kontaminasi mikroplastik.
Namun, mikroplastik ditemukan tidak hanya pada ikan yang kita makan, tetapi juga pada daging lain dan makanan olahan. Metode pembuatan yang digunakan untuk produksi massal makanan menghasilkan makanan yang dicampur dengan serat plastik dalam jumlah besar. Selain itu, mikroplastik yang ditemukan di tanah memasuki tubuh hewan dan saat memakan daging, mikroba juga masuk ke tubuh manusia.
Tetapi itu tidak menyatakan orang yang makan ikan dan daging adalah satu-satunya yang terkena dampak dari semakin populernya mikroplastik. Partikel-partikel kecil serat ditemukan dalam bir untuk madu dan bahkan air kemasan. Cara paling langsung mikroplastik dapat memasuki tubuh Anda adalah melalui garam laut.
Sebuah studi dilakukan untuk menganalisis tingkat mikroplastik dalam garam laut dengan membandingkan 15 merek berbeda. Dipastikan per kilogram garam terdapat 600 partikel mikroplastik yang terkandung di dalamnya.
Air botolan adalah sumber mikroplastik yang sangat besar, baik dalam botol kaca atau dalam botol plastik. Sementara botol plastik sekali pakai mengandung antara dua hingga 44 partikel mikroplastik per liter, botol kaca juga memiliki tingkat yang sama. Demikian juga, debu di rumah Anda adalah faktor penyebab lainnya. Setiap tahun, debu ini menyebabkan kita mengonsumsi sekitar 70 ribu partikel mikroplastik dari makanan yang disimpan di rumah.
Pembungkus plastik yang menutupi makanan juga merupakan kontributor keberadaan mikroplastik dalam tubuh Anda. Air minum dari botol plastik menyebabkan Anda mengonsumsi lebih banyak mikroplastik.