REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapan terakhir Anda ganti sikat gigi? Sebaiknya, sikat gigi diganti secara berkala.
“Ganti tiap tiga bulan sekali," saran dokter gigi Callista Argentina Wulansari dalam sebuah talk show edukasi gigi sensitif di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat, Jumat (1/ 3).
Sikat gigi akan aus seiring waktu. Setelah lama digunakan, daya sikatnya tak akan optimal. Apalagi, jika bulu sikatnya sudah mekar.
"Jadi jangan nunggu sampai bulu sikatnya mekar dulu baru ganti sikat gigi,” kata Callista.
Sikat gigi yang sudah mekar tak akan mampu membersihkan gigi dengan saksama. Ketika hendak membersihkan bagian yang ada karang giginya, misalnya, yang tersikat malah bukan gigi yang dituju.
"Malah gusi yang kedorong-dorong oleh bulunya,” ujar dia.
Sikat gigi juga perlu dirawat dengan tepat. Callista menganjurkan agar sikat gigi disimpan di tempat yang terbuka.
Dia sangat tak menyarankan untuk menggunakan penutup kepala sikat gigi. Dalam kondisi tertutup, sikat gigi akan berpotensi menjadi lembab.
“Letakkan sikat gigi dengan posisi kepalanya di atas, di tempat terbuka,” ujar Callista.
Perawatan sikat gigi ditujukan untuk mengoptimalkan perawatan gigi. Tentunya, perawatan gigi juga harus diimbangi dengan pemilihan pasta gigi yang tepat.
Pasalnya, pemilihan pasta gigi yang tepat juga memengaruhi kondisi gigi. Callista menjelaskan, masyarakat yang mengalami gigi sensitif untuk berhati-hati dengan pasta gigi yang mengandung scrub atau pasir karena jenis itu seharusnya digunakan untuk gigi perokok.
Durasi sikat gigi juga sebaiknya tak usah berlama-lama. Cukup dua menit saja.
"Satu menit rahang atas dan satu menit rahang bawah,” ungkap dia.