REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 300 juta kantong plastik menjadi menyumbang terbesar sampah di DKI Jakarta, demikian menurut data Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Dampak sampah plastik yang tidak mudah terurai itu selain isu lingkungan tentu juga kesehatan bagi masyarakat dengan akibat jangka panjang.
Koordinator Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Rahyang Nsantara, mengatakan sampah kantong plastik menjadi penyumbang terbesar sampah di Indonesia. Apalagi jika diakumulasikan dengan sedotan, sendok, dan styrofoam yang juga terbuat dari bahan plastik.
Untungnya makin banyak orang sadar bahaya kantong plastik. Rahyang mengatakan diet kantong plastik itu telah menjadi suatu tren pada generasi 15-35 tahun yang peduli terhadap isu lingkungan dan kesehatan masyarakat akibat sampah plastik.
"Mengurangi penggunaan kantong plastik, sendok, sumpit, sedotan, atau wadah makanan yang digunakan hanya sekali," kata Rahyang tentang cara pertama diet plastik. Sebagai gantinya, masyarakat perlu memanfaatkan peralatan bahan lain untuk menggantikan plastik.
Langkah kedua adalah membawa peralatan ataupun tas belanja sendiri dari bahan non-plastik. Ajak teman, keluarga, ataupun masyarakat lain untuk turut menggunakan bahan non-plastik dalam aktivitas mereka sehingga gerakan itu akan lebih terasa mudah.
Rahyang menambahkan pemilihan tempat belanja ataupun rumah makan yang lebih peduli terhadap isu lingkungan akan menjadi penyempurna gerakan diet plastik itu.