Jumat 03 May 2019 11:08 WIB

Bertebaran Merek Ranti KW, Ini Tanggapan Owner

Banyak pedagang pakaian meniru desain dan menjual produk palsu Ranti

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Christiyaningsih
Owner brand busana muslim Ranti, Abu Umar.
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Owner brand busana muslim Ranti, Abu Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertebaran Merek Ranti KW, Ini Tanggapan Owner

busana muslim Ranti cukup banyak diminati oleh pecinta fesyen muslimah Indonesia. Bahkan saking terkenalnya, banyak para pedagang pakaian yang meniru desain gamis atau menjual produk palsu yang mengatasnamakan merek Ranti.

Baca Juga

Menyikapi fenomena tersebut, owner brand Ranti Abu Umar mengaku tidak masalah. Ia bahkan tidak menjadikan itu sebagai ancaman sehingga tidak pernah berniat menggugat para penjual tersebut.

"Memang seperti di Tanah Abang banyak yang mengaku produk kami, padahal bukan. Tapi itu hal biasa, rezeki sudah ada yang mengatur. Tidak akan ada penuntutan dari kami," kata Abu saat meresmikan outlet ke-17 Ranti di Bintaro, Kamis (2/5).

Menurut Abu, daripada membuang energi untuk menggugat atau lain sebagainya, lebih baik ia bersama tim terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk. Biarkan pelanggan sendiri yang akan memberi penilaian. "Kami tidak mau membuang energi terlalu berlebih. Pokoknya kami akam terus berinovasi," kata dia.

Adapun untuk Ramadhan kali ini ada beberapa koleksi terbaru dari Ranti antara lain sarimbit series dan exclusive couple series. Soal harga, produk Ranti memang tidak murah.

Baju koko misalnya dijual mulai dari Rp 750 ribu hingga Rp 1,5 jutaan. Sementara untuk gamis casual dijual mulai dari Rp 990 ribu hingga Rp 1,5 jutaan dan gamis eksklusif dijual mulai dari Rp 1,5 jutaan hingga Rp 4 jutaan.

“Atas dasar harga yang tidak murah itu, kami menyediakan layanan purna jual seperti memberikan permak atau resize baju. Bahkan penggantian pesanan yang rusak dalam jangka waktu tertentu,” ungkap Abu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement