REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk Hendra Yuniarto menyebut restoran cepat saji KFC Indonesia telah berhasil mengurangi penggunaan 91 persen sedotan plastik sekali pakai di seluruh gerainya. Hendra mengatakan sejak Mei 2017, pengurangan penggunaan sedotan plastik dalam program No Straw Movement telah berdampak nyata. Berawal dari penggurangan penggunaan sedotan plastik di enam gerai yang dilanjutkan ke 250 gerai di Jabodetabek, dan pada akhir 2018, program ini telah dilaksanakan di seluruh 690 gerai KFC di Indonesia.
"Penggunaan sedotan plastik di KFC Indonesia sudah turun hingga 91 persen," katanya, Selasa (18/6).
Menurut dia, program No Straw Movement mendapat sambutan baik dari para konsumen restoran siap saji ini. "Dari 714 gerai KFC, sedotan plastik hanya tersedia sembilan persen. Itu karena kami masih sediakan bagi konsumen tertentu yang lupa bawa sedotan stainless steal dan untuk konsumen berkebutuhan khusus".
Kini, ia mengatakan konsumen yang datang di restoran cepat saji ini diajak untuk mengganti kebiasaan menggunakan sedotan plastik sekali pakai ke sedotan tahan karat yang dapat digunakan berulang kali.
"Tugas berikutnya adalah reuse. Kami ajak konsumen untuk melakukan kebiasaan reuse, kami kenalkan sedotan stainless steal," kata Hendra.
Pihaknya pun meminta masyarakat untuk membawa sedotan stainless steal sendiri ataupun membeli sedotan antikarat tersebut yang ditawarkan oleh KFC. Tak hanya menghadirkan sedotan stainless steal, ia mengatakan KFC dalam komitmennya menjaga lingkungan juga mengenalkan Gerakan Budaya Beberes dan menjalankan program pengelolaan sampah. Konsumen diajak membereskan sendiri setiap sisa makanannya dan membuangnya ke tempat sampah yang sudah disediakan.