REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kerajinan tas tangan produksi rumahan berbahan dasar dari kulit ikan pari kian digemari. Pembeli bukan hanya berasal dalam negeri namun juga dari mancanegara.
Pengrajin tas kulit ikan paridi Medan, Lidia, mengatakan, produksi kerajinannya bukan hanya digemari di Tanah Air. Produksinya juga merambah sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, hingga kawasan timur tengah seperti Arab Saudi dan Qatar.
Harga tas dari kulit ikan pari itu dibanderol mulai dari ratusan ribu rupiah hingga 4 jutaan rupiah. "Harga disesuaikan dengan bentuk, ukuran, dan tingkat kesulitan pembuatan," kata Lidia pada Rabu (26/6).
Perempuan 40 tahunan itu memulai bisnis pembuatan tas dari kulit ikan pari sejak 2014. Ia membuka toko di Jalan Bilal Ujung Medan yang khusus memajang koleksi tas tangan buatannya.
Dengan melibatkan sejumlah pekerja, tas tangan unik dari kulit ikan pari jenis diamond dan sisik ini dibuat dengan proses yang detil dan rapi. Dengan demikian produknya berkualitas ekspor yang tidak kalah dengan tas tangan bermerek.
Bahan baku yang didapat dari Pulau Jawa itu kemudian diolah dengan sejumlah proses. Proses produksi meliputi pengecatan yang dilakukan dengan dua tahapan. Lalu kulit yang sudah dijemur dan dicat dibentuk kemudian diukur sesuai dengan bentuk tas yang diinginkan.
Penjahitan kulit ikan pari yang bertekstur keras itu juga dilakukan dengan teliti sehingga terlihat rapi. Walaupun menggunakan mesin jahit yang sederhana, namun pengerjaan dilakukan dengan profesional. "Proses pembentukan dan pengecatan disesuaikan dengan permintaan pelanggan karena sistem penjualannya melalui pre-order atau pesan terlebih dahulu," katanya.